Karena peristiwa bencana alam itu, Badly kembali ke kampung halaman di Lambarese, Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu pada tahun 2021. Ayah Badly yang hobi otomotif, secara kebetulan membangun motor balap melibatkan anaknya sebagai joki. Iseng untuk mencoba motor balap racikannya.
Dari hasil uji coba, Alba Memet melihat ada kemampuan dimiliki anaknya dalam mengendarai motor balap. “Jadi saya coba latih di Terminal Tarengge selama dua bulan. Saya liat bakatnya Badly ada. Jadi saya cari sponsor yang mau bantu saya sekolahkan Badly untuk kembangkan bakatnya,” ungkap Alba Memet.
Berkat pergaulan yang cukup luas, Alba Memet mendapat sponsor untuk menyekolahkan Badly di Yogyakarta. Tepatnya di D45 Road Racing Academy, sekolah balap milik Dedy Fermadi. Dari sinilah awal mula karir membalap Badly terus meningkat.
Ajang balapan perdananya di Magelang, Badly berhasil podium satu. Sehingga, team besar mulai melirik Badly untuk berkompetisi di Region Sulawesi A. Hasilnya, Badly berhasil jadi juara umum. Hingga akhirnya, team balap GVK Racing Team asal Kabupaten Luwu Timur mensupport Badly untuk terus menjadi pembalap.
Dikonfirmasi terpisah, Dedy Fermadi mengaku jika bakat yang dimiliki Badly harus terus dikembangkan. Makanya, di usia muda yang dimiliki Badly membuatnya tak ragu membawa bocah berusia 14 tahun itu ke ke Jawa untuk bermain di Oneprix, balap kasta tertinggi di Indonesia.
Syukurnya sambung Dedy, orang tua Badly dan team GVK setuju. “Jadi tidak hanya main di Oneprix kelas Rookie. Badly juga ikut serta di program astra honda racing school yang sudah melahirkan pembalap kelas dunia seperti Andi Gilang dan Mario Aji,” kata Dedy. (ans)