Padahal kata dia, Islam adalah prinsip mutlak namun kompetibel membentuk seseorang dengan agama harus benar dan proporsional, agar tidak berujumg negatif. “Sempit memahami Islam akan menjadi entri poin muncul ekterimisme. Padahal Aktifitas manusia adalah ibadah,” sebutnya.
Seperti contoh dalam pemaknaan bidah. Di mana menurutnya, ada bidah yang sesat, juga justru mengarah ke kebaikan atau bidah hasanah. “Siapa yang tidak mengetahui perbedaan pendapat maka ia tidak akan pernah mengetahui aroma fiqih,” jelasnya.(mum/*)