English English Indonesian Indonesian
oleh

Kiat Menulis dari Penjara, Dosen Unhas Beri Literasi Sastra bagi Andikpas di LPKA Maros

FAJAR, MAKASSAR-Anak-anak yang berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Maros diedukasi lewat pelatihan menulis. Pelatihan ini berupa Literasi Sastra Anak, Kamis, 16 Maret 2023.

Pelatihan literasi sastra yang dilakukan oleh Dosen Departemen Sastra Indonesia Unhas, Dr Inriati Lewa dan timnya di LPKA Maros ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat Unhas-Program Kemitraan (PPMU-PK). Pelatihan yang bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dalam berbagai bidang.

Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) diajarkan mengolah ide dan pengalamannya selama di LPKA untuk menjadi tulisan. Mereka dibekali kiat-kiat untuk menulis. Dimulai dari materi Inriati Lewa yang memaparkan pentingnya keterampilan menulis, Alfian Dippahatang (Sastrawan) dan Ilham dari kalangan Jurnalis turut memotivasi untuk memulai sebuah tulisan.

Saat pelatihan, Andikpas diberikan kertas dan pulpen. Mereka diminta untuk menuliskan satu kata yang berharga dalam dirinya. Dari kata itu, mereka diminta untuk bercerita soal makna dari kata itu. Salah satunya, menuliskan kata “Keluarga”.

Katanya, ia merindukan keluarga. Ia ingin segera bebas agar dapat bertemu keluarga. “Mau bebas, mau bertemu orang tua. Setiap hari dan saya rindu dengan keluarga. Saya berutang budi kepada orang tua saya selama di sini,” tulisnya dalam sebuah kertas yang dibagikan.

Ada juga yang menulis kata “Malam”. Ia mendeskripsikan malam-malam panjang dalam penjara. “Malam yang aku rindukan ialah malam di mana aku menikmati angin malam, bersama seseorang yang menemani hariku. Sembari tertawa dengan diiringi merdunya suara pohon yang tertiup angin.” tulisnya.

Alfian Dippahatang –nama pena dari Syahwan Alfianto Amir mengatakan, pelatihan ini diharapkan agar Andikpas lebih peka sebab menulis merupakan jalan untuk mengukir keabadian. “Menulis tentang diri sendiri dengan jujur dan dari lubuk hati paling dalam adalah hal yang indah dan bakal kalian kenang selama berada di lembaga pembinaan ini,” ujar penulis buku “Bertarung dalam Sarung” yang saat ini berkiprah sebagai Dosen di Sastra Indonesia Unhas.

Alfian juga mengajak Andikpas untuk mengekspresikan pengalaman mereka melalui tulisan. Di atas kertas yang dibagikan panitia, mereka mulai menumpahkan isi hati mereka saat diberi satu kata kunci. Kata “bebas” ditafsirkan sesuai pengalaman mereka selama berada di LPKA.

Dalam pelatihan literasi sastra itu, hadir juga Prof AB Takko Bandung dan Prof Nurhayati, Dra St Nursa’adah yang mengajarkan pentingnya membangun jiwa dan melatih sensitivitas jiwa melalui sastra dan bahasa. Mereka berharap bahwa pelatihan ini dapat memberikan manfaat positif bagi anak-anak yang berhadapan dengan hukum di LPKA Maros.

Adanya pelatihan literasi sastra ini, Dr Inriati Lewa berharap anak-anak yang terlibat dalam masalah hukum akan memiliki keterampilan yang berguna untuk perkembangan spiritual dan moral mereka. Oleh karena itu, mempelajari sastra dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk memahami dan merespons dunia dengan lebih baik. “Ini akan memberikan kesempatan kepada mereka untuk menjadi lebih sadar dan peka terhadap kehidupan,” jelas Ketua Tim PPMU-PK-M Unhas ini.

Kepala Seksi Pembinaan Narapidana LPKA Maros, Mustafa mengungkapkan, di LPKA Maros terdapat 364 warga binaan Lapas, 66 di antaranya adalah anak-anak yang memerlukan akses pendidikan. Ia membeberkan program LPKA Maros bagi Andikpas yaitu, Sekolah Formal dan Layanan Antar Jemput Andikpas.

Sekolah formal ini melibatkan sekolah yang bersangkutan untuk tetap mengajar siswa di LPKA. Mereka diberikan materi-materi pengajaran dari guru lewat media daring. Bahkan, pada ramadan nanti, juga akan ada pesantren kilat untuk mereka. Sehingga, ia pun mengapresiasi pelatihan literasi sastra dari Unhas yang memberikan pengetahuan baru kepada Andikpas. (*/ham)

News Feed