FAJAR, MAKASSAR-Bupati Maros AS Chaidir Syam beserta Kelompok Tani Sipattuju dan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Jan S Maringka turun langsung ke areal persawahan untuk melakukan panen raya. Selain memanen padi secara manual, mereka juga menggunakan alat panen Combine Harvester.
Dalam pertemuan tersebut, Irjen Jan S Maringka mendengarkan penjelasan dari Chaidir Syam bahwa Kabupaten Maros memiliki Peraturan Daerah (Perda) Pertanian yang berkelanjutan, sebagai upaya untuk menjaga luasan lahan pertanian di daerah tersebut. Chaidir Syam juga menyampaikan bahwa harga gabah hingga saat ini masih stabil, yakni sekitar 4.800 rupiah per kilogram dan akan terus diprogramkan untuk dijadikan beras selanjutnya.
Selain padi, Kabupaten Maros juga memiliki komoditas jagung dan 5.000 petani milenial yang telah dilatih oleh Kementerian Pertanian dalam program YES. “Sudah 5.000 pemuda-pemuda kita yang dilatih kementerian dan kabupaten maros,” kata Mantan Ketua DPRD Maros ini.
Chaidir Syam mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Maros telah mengantisipasi fluktuasi harga panen yang dapat anjlok dengan harapan bahwa BULOG dapat menstabilisasi harga panen tersebut.
Kepala Kelompok Tani Taroada, Baso Hasan mengaku senang dengan kedatangan Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian ke wilayahnya. Beberapa bantuan seperti peralatan alsintan traktor juga sudah tersalurkan kepada mereka. Namun, Baso Hasan berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk traktor roda empat sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Sementara itu, stok pupuk di Kabupaten Maros masih dapat diperoleh dengan mudah dan harganya terbilang aman, yakni sekitar Rp120 ribu per sak. Namun, Baso Hasan mengatakan bahwa produksi mereka mengalami penurunan akibat hujan belakangan ini, yakni dari rata-rata 7,7 ton per hektare menjadi hanya berkisar 7 ton per hektare. (rin/*)