FAJAR, MAKASSAR-Banjir yang melanda Sulsel khususnya Kota Makassar beberapa waktu yang lalu, sangat merugikan masyarakat. Salah satunya, para pengusaha yang mengalami kerugian hingga miliaran.
Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup Kamar Dagang Sulsel Makmur Mingko mengatakan bahwa kerugian daripada banjir ini adalah kerugian terhadap rusaknya sebagian besar barang-barang dari pengusaha sehingga menyebabkan kerugian dari jutaan hingga miliaran rupiah. “Barang itu dibuang karena tidak bisa lagi dijual karena barang rusak,” katanya.
Makmur berharap agar kedepan tidak terjadi lagi karena ini memang faktor alam. Namun herannya, kenapa sampai terjadi separah itu padahal setiap tahun musim hujan dihadapi. Tetapi tahun ini kenapa banjir separah ini.
“Tapi kenapa baru tahun ini berdampak besar banjir yang menyebabkan beberapa saudara-saudara kita khususnya pengusaha mengalami kerugian karena mengalami kerusakan barang baik itu di tokonya maupun di gudangnya,” herannya.
Padahal tahun lalu tidak pernah terjadi sebelum-sebelumnya sehingga seolah-olah ini masyarakat dan pengusaha kecolongan karena tidak pernah mengalami banjir seperti itu akhirnya sebagian besar barang rusak yang merugikan ratusan juta bahkan miliaran setiap pengusaha.
“Harapan kita, antisipasi artinya kedepan itu pemerintah kiranya ada pengawasan yang ketat terhadap dampak-dampak lingkungan. Sehingga tidak berdampak dilingkungan yang menyebabkan kerugian kepada masyarakat khususnya kepada sebagian besar pengusaha-pengusaha kita baik itu di tokonya maupun di gudang stoknya yang tergenang barang-barangnya dengan genangan banjir yang tidak pernah terjadi tahun-tahun sebelumnya,” jelas Makmur.
Pengamat Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Syamsuri Rahim mengatakan bahwa pemerintah harus mengantisipasi supaya banjir ini tidak terulang kembali. Apalagi tentunya mengganggu perekonomian.
“Kerugian-kerugian perusahaan terdampak. Apalagi dikawasan. Pemerintah harus memikirkan hal tersebut. Kaka kita mencontoh di Jakarta bagaimana mengatur drainase dan sebagainya. Karena ini sangat mengganggu perekonomian masyarakat dan otomatis juga perusahaan yang terkena dampak ini dirugikan,” kata lulusan magister Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Lulusan doktoral Universitas Brawijaya ini menambahkan bahwa jangan sampai dampaknya melumpuhkan perekonomian. Sangat nyata yang dialami masyarakat dan para pengusaha. Kerusakan yang terjadi akibat banjir akan menambah biaya lagi.
“Pengusaha tentunya rugi miliaran. Bisnis yang terhambat dan kerusakan yang terjadi. Daerah pabrik dan kawasan yang barangnya rusak. Pemerintah agar hal seperti itu tidak terjadi lagi. Sehingga perekonomian tidakk terganggu lagi,” tambah Syamsuri.
Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Makassar (UNM) Syamsu Alam mengatakan bahwa hal tersebut termasuk risiko bisnis. “Banjir di Makassar memang makin parah. Hujan setengah hari saja banjir dimana-mana,” kata lulusan magister Universitas Hasanuddin ini. (ams/*)