FAJAR, BONE- Korban dugaan pemerkosaan yang masih di bawah umur di Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone meninggal dunia, Kamis malam, 16 Februari 2023.
Sebelum meninggal, korban yang masih duduk di bangku sederajat SMP ini depresi berat dan mengalami sakit. Ia sempat dirawat di RS.
Karena kondisi korban yang depresi juga sehingga menyulitkan keluarga untuk menggali informasi terkait peristiwa yang dialami. Termasuk, kapan pastinya peristiwa tersebut terjadi.
Meski demikian, pihak keluarga sudah mendatangi Polres Bone untuk melaporkan kasus tersebut, Sabtu 11 Februari lalu. Bahkan, sudah ada hasil visum dari RS. Namun, hingga sepekan, belum ada perkembangan dari kasus tersebut.
Menurut Salah seorang Warga Desa Ajallase Kecamatan Cenrana, Buce, awalnya korban memgeluhkan sakit kepala. Setelah itu, dibawalah ke Puskesmas berobat.
Namun, setelah tiga hari tidak ada perubahan dari kondisi korban. “Itu anak takut mengaku, tetapi keluarganya curiga ada kelainan akhirnya diperiksa,” jelasnya.
Setelah diperiksa, lanjutnya, terlihat ada kelainan di kelaminnya. Bahkan korban yang masih berusia 14 tahun ini, tidak bisa duduk dan BAB.
“Dia depresi berat, jadi ini diduga pelakunya bukan hanya satu orang tapi ramai-ramai,” katanya.
Dari pengakuan korban kepada keluarganya, ia mengaku pelakunya berjumlah empat orang, kadang juga mengaku lima orang pelakunya.
“Akhirnya pada hari itu juga, Sabtu lalu saya bawa ke polres untuk melapor, sampai di sana kita diminta bawa visum ke rumah sakit RS M Yasin, dan orang tuanya di BAP,” tuturnya.
Hasil visumnya, lanjutnya, anus sama alat vitalnya hancur. “Jadi ini dicurigai dilakukan rame-rame.” kata suami kepala dusun tempat korban tinggal.
Sementara itu, orang tua korban yang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian tidak bisa memberikan penjelasan detail ke pihak kepolisian. Sehingga, lanjut Buce, menurut polisi belum bisa di proses dahulu
karena hasil BAP mengambang.
“Karena memang orang tuanya ini korban tidak terlalu pintar bicara sama polisi, karena baru juga menghadapi kasus begini,” tambahnya.
Sedangkan korban dirawat di RS M Yasin agar kondisinya membaik dan depresinya tidak terlalu berat lagi sehingga bisa dimintai keterangan. Sebab, setelah kejadian, ketika ditanya jawabannya ngawur.
“Namun setelah di rawat selama lima hari korban meninggal, tepatnya Kamis Malam, dan dimakamkan setalah salat Jumat (17 Februari) kemarin,” katanya.
Menurut Buce, pihak keluarga korban saat ini berharap pihak kepolisian bisa bertindak tegas mengungkap kasus ini. Apalagi, pihak keluarga sudah ada bukti dalam bentuk rekaman suara berasal dari grup whatsapp milik korban.
Setidaknya, lanjut dia, bukti bukti yang dikumpulkan pihak keluarga bisa ditindaklanjuti kepolisian untuk melakukan penyelidikan.
“Artinya kalau untuk pelaporannya kami sudah melapor, tetapi polisi seperti tidak ada tanggapan sama sekali sampai sekarang. Saya akan temani lagi keluarga korban melapor Senin (20 Februari),” jelasnya.
Terpisah, Kapolsek Cenrana AKP Andi Muh.Siregar menuturkan bukan Polsek Cenrana yang menerima laporannya. Akan tetapi, kata dia, anggota Polsek Cenrana bersama keluarga korban ke Polres Bone untuk membuat laporan
“Karena korban di bawah umur dan unit PPA polres yg menangani kasus anak,” jelasnya.
Sementara itu, Paur Humas Polres Bone, Ipda Rayendra Muchtar, Sabtu, 18 Februari menuturkan, belum ada laporan polisi yang diterima SPKT terkait itu. (Sae/lin)