English English Indonesian Indonesian
oleh

Waktu yang Tua, Sebuah Ulasan Teater Lansia

OLEH: Rafika Rasdin

Hidup lansia telah jauh bergerak melintasi ruang dan waktu, mereka telah banyak melewati tantangan tersendiri dalam menjalani hidup dari masa ke masa. Namun, untuk mendapat rasa bahagia dan sehat seringkali menjadi hal paling menantang yang harus mereka alami di masa kini. Sebuah kelompok teater di Makassar yang bernama “Kala Teater” berhasil menciptakan kebahagiaan buat para lansia. Inisiatif mereka dalam menghadirkan hiburan berupa “Teater Lansia” menjadi penyemangat tersendiri buat semua yang terlibat menyukseskan pementasan tersebut.

Teater Lansia adalah sebuah karya dari sutradara Wawan Aprilianto asal Makassar. Teater ini tidak semeriah kehidupan seni pertunjukkan teater pada umumnya, tokoh-tokohnya berjumlah tiga orang pemain teater senior yaitu Goenawan Monoharto, Luna Vidya, dan Dewi Ritayana. Naskah teater ditulis oleh Shinta Febriany yang merupakan penggagas kelompok Kala Teater di Makassar dan disutradarai oleh Wawan Aprilianto.

Teater yang berjudul “Waktu yang Tua” ini bermula dari pemikiran sutradara bahwa perlu adanya inovasi baru terhadap dunia teater agar bisa tetap dinikmati oleh semua kalangan, tanpa terkecuali kelompok lansia. Teater ini menceritakan tentang kesinambungan antara kehidupan masa lalu dan masa kini yang dialami oleh lansia. Pementasan dilakukan pada tiga lokasi panti jompo yang berbeda yaitu di Sentra Gau Mabaji Kabupaten Gowa (30 Januari 2023), Panti Werdha Theodora Kota Makassar (31 Januari 2023), dan PPSLU Mappakasunggu Kota Parepare (02 Februari 2023)

Sumbangan ide pemikiran yang berbeda dari biasanya oleh kelompok Kala Teater telah memberi warna yang mendalam terhadap dunia kesenian teater di Makassar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Sebagai sutradara, Wawan Aprilianto tidak saja menghidupkan karakter dalam pementasannya, dia juga berhasil memberikan kebahagiaan lewat teater kepada lansia. Pementasan berlangsung lancar, penuh haru, serta memberi kesan yang mendalam ke setiap hati penonton yang menyimak pertunjukkan.

Pementasan dibuka secara unik oleh dua aktor yang masuk ke panggung dengan menyanyikan lagu tembang kenangan sambil membagikan bingkisan kepada penonton lansia, kemudian secara perlahan aktor ketiga hadir, lalu mengalirlah dialog antar semua pemain. Bahasa yang digunakan dalam pertunjukkan yaitu bahasa Indonesia dengan dialek Makassar, hal ini beralasan karena mengikuti lingkungan sosial penontonnya. Adegan masa lalu lansia berusaha dihadirkan dalam pementasan, seperti membaca surat cinta, menuangkan kegelisahan melalui surat, serta menyanyikan lagu tembang kenangan yang terkenal di masanya. Keseluruhan isi teater membahas mengenai kebahagiaan yang harus dirasakan oleh semua orang.

Apresiasi penuh diberikan kepada kelompok Kala Teater atas terselenggaranya kegiatan positif ini. Banyak penonton lansia mendapat kejutan bahagia. Menurut narasumber Wilda Ansar, S.Psi., M.A. seorang dosen Psikologi UNM yang hadir saat acara diskusi teater “Waktu yang Tua” ini bahwa lansia merupakan periode penutup dari seluruh rangkaian proses tumbuh kembang manusia.

Secara psikologis lansia dapat menderita masalah kesehatan mental, seperti depresi mayor, gangguan kecemasan, merasa sendiri, dan sebagainya. Sedangkan secara fisik lansia biasanya mengalami osteoporosis, penurunan fungsi alat indera, radang sendi, dan sebagainya. Lansia harus senantiasa merasa nyaman dan aman agar ia memiliki kualitas hidup yang mengagumkan, mampu mengontrol emosi, dan menghadapi peristiwa hidup dengan baik.

Kelompok Kala Teater Makassar hadir sebagai afeksi positif bagi penonton lansia yang menyaksikan. Terbukti dari ekspresi dan pendapat mereka ketika ditanya mengenai kesan dengan pertunjukkan yang telah ditonton. Para lansia menjawab dengan respons puas, bahagia, dan lebih bersyukur dengan kehidupan yang diberikan Tuhan.

Penonton dan pengurus panti juga berharap agar kegiatan seperti ini tidak hanya terjadi sekali, tapi dapat berlangsung secara rutin tiap tahunnya. Informasi dan diskusi mengenai teater “Waktu yang Tua” berlangsung setelah pertunjukkan selesai. Harapan kepada pemerintah yaitu senantiasa peduli terhadap perkembangan kesenian teater pada tiap daerah. Sehingga popularitas teater sebagai wahana hiburan dan penyembuhan mental dapat terus berlangsung. (*)

News Feed