English English Indonesian Indonesian
oleh

Menjelang Pilpres 2024, King Maker Partai Saling Intip

OLEH: Sukardi Weda, Guru Besar Universitas Negeri Makassar

Beberapa bulan terakhir, publik negeri ini dipertontonkan akrobat politik yang sungguh menarik sekaligus menguras energi, terutama bagi para elit politik dan king maker partai politik. Para elit partai berjibaku mengeluarkan intrik, strategi, dan syiasah untuk memilih calon presiden (capres) yang akan diusung pada Pilpres 2024 mendatang. Tidak hanya sampai di situ, mereka juga sibuk melakukan komunikasi dengan para petinggi partai politik untuk diajak bersama atau berkoalisi.

Tercatat, Partai Nasional Demokrat (NasDem), besutan Surya Paloh telah jauh – jauh hari mendeklarasikan Anies Baswedan, yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta sebagai bakal calon Presiden 2024 pada 3 Oktober 2022. Pasca deklarasi, Anies Baswedan pun dengan sigap melakukan safari politik ke berbagai daerah seperti Makassar, Medan, NTB, dan lain – lain. 

Pasca deklarasi Anies Baswedan sebagai capres dari Partai NasDem, pro – kontra pun bermunculan, baik dari internal Partai NasDem, seperti elit politiknya, pendukung, dan simpatisannya maupun dari luar Partai NasDem, ada yang mendukung keputusan strategis Surya Paloh tersebut, ada pula yang kurang menerima. Ada yang berpandangan dengan meminang Anies Baswedan sebagai bakal Capres Partai NasDem akan menurunkan elektabilitas Partai NasDem, ada pula yang berpandangan dengan meminang Anies Baswedan sebagai bakal capres dari Partai NasDem, maka elektabilitas, popularitas, dan akseptabilitas partai NasDem meningkat tajam.

Sebelumnya juga, tepatnya pada 8 Agustus 2022, Prabowo Subianto menyatakan dengan tegas siap untuk jadi capres lagi pada Pilpres 2024. Prabowo Subianto telah beberapa kali ikut bertarung, baik sebagai capres maupun sebagai cawapres, tercatat pada Pilpres 2009, dia menjadi cawapres mendampingi Megawati Soekarnoputri, yang juga Ketua Umum PDIP dan kalah dari pasangan Susiolo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono. Tepatnya pada Pilpres 2014, Prabowo Subianto kembali menjadi capres didampingi oleh Hatta Rajasa yang juga Ketua Umum PAN, namun kalah dari pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK), dan pada Pilpres 2019 lalu, Prabowo Subianto lagi – lagi kembali mencalonkan diri sebagai capres dan kali ini didampingi oleh Sandiaga Salahuddin Uno, dan lagi – lagi ditumbangkan oleh pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin.

Pasca deklarasi Anies Baswedan, beberapa partai politik mendekat dan turut mendukung Anies Baswedan. Salah satu partai yang telah menyatakan kesediannya untuk berkoalisi dengan Partai NasDem sebagai pengusung Anies adalah Partai Demokrat (PD) partai besutan SBY, yang diketuai oleh Agus Harimurti Yudoyono (AHY). PKS juga hingga hari ini masih terus membangun komunikasi dan intens melakukan lobi – lobi dengan Partai NasDem dan Partai Demokrat, untuk membangun koalisi perubahan dan tim kecil Anies Baswedan sedang mempersiapkan diri untuk melakukan deklarasi koalisi perubahan.

Tepatnya, Senin (23/1/2023) Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin melakukan peresmian Sekber Gerindra – PKB dan kedua Ketua Umum partai disambut dengan gegap gempita oleh para pendukung kedua Ketua Umum dan kedua Ketua Umum partai tersebut saling memuji di hadapan para pendukung dan simpatisan masing – masing.

Lalu bagaimana dengan PDIP yang juga pemenang Pilpres dan Pileg 2019 lalu, bagaimana pula kabar Partai Golkar yang menjadi pemenang kedua Pileg 2019 lalu, dan dimana PAN akan berlabuh atau berkoalisi.

Sebagai pemenang Pileg dan Pilpres 2019 lalu, PDIP dengan jumlah 128 kursi di DPR RI tentu memiliki nilai tawar dan daya tarik tersendiri untuk mengusung capres 2024.  Namun hingga kini, masih menjadi teka – teki, PDIP belum juga menentukan siapa capres yang akan diusung pada Pilpres 2024 mendatang. Dengan partai apa pula PDIP akan diajak berkoalisi untuk memenangkan capresnya pada even lima tahunan tersebut.

PDIP memiliki segudang kader untuk ditunjuk menjadi capres pada Pilpres 2024, salah satu dari capres potensial PDIP yang memiliki elektabilitas dan popularitas meroket adalah Ganjar Pranowo, yang juga Gubernur Jawa Tengah dua periode. Ganjar Pranowo bahkan selalu berada pada tiga besar di urutan capres potensial di sejumlah survei, dan lebih banyak berada di urutan puncak. Namun, elektabilitas melangit tersebut belum memastikan laju Ganjar Pranowo untuk memperoleh karpet merah dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri atau Ibu Mega, sebagai pemegang otoritas untuk penentuan capres sebagaimana yang telah dibebankan di pundaknya. Di sisi lain, juga ada Puan Maharani, Ketua DPR RI, yang juga putri dari Ketua Umum PDIP, yang juga disebut – sebut akan mengendarai Partai Benteng Moncong Putih tersebut. 

Di sinilah beban berat Ibu Mega untuk menentukan antara si Ganjar yang memiliki elektabilitas tinggi atau si Puan Maharani yang juga adalah putrinya yang akan melanjutkan kepemimpinannya di PDIP. Yang juga adalah cucu sang Proklamator RI, Soekarno. Hingga saat ini Ibu Mega masih menimbang – nimbang siapa gerangan yang akan diusungnya menjadi capres potensial menang dari PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.

Sambil menunggu dewi fortuna, para simpatisan Ganjar Pranowo di berbagai daerah, mulai dari Sabang hingga Merauke, telah memasang alat sosialisasi atau alat peraga bagi Ganjar Pranowo berupa baliho dan juga group – group WhatsAPP (WA), untuk melakukan sosialisasi dan bakti sosial.  Rupanya Ganjar Pranowo tidak sendiri, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan yang juga Menteri Perdagangan RI ketika melakukan kunjungan ke Jawa Tengah, didampingi oleh Menteri BUMN, Erick Tohir, secara gamblang di hadapan para kader menyampaikan dukungannya kepada Ganjar Pranowo sebagai capres yang akan diusung oleh PAN pada Pilpres 2024 mendatang. 

Desas – desus pun bermunculan menghiasi halaman pemberitaan dan media massa kalau Ganjar Pranowo akan berpasangan dengan Erick Tohir pada Pilpres 2024, namun hingga kini pertanyaan publik belum juga terjawab. Ibu Mega masih bungkam dan masih saja enggan untuk menentukan siapa capres yang akan diusungnya. Sebagai king maker PDIP, tentu ibu Mega sangat hati – hati dengan keputusannya, banyak hal yang menjadi pertimbangannya. Sebagai king maker PDIP tentu juga Ibu Mega masih sedang mengintip tentang apa yang dilakukan partai penantangnya dan melakukan stategi yang sangat strategis untuk memenangkan jagoannya pada Pilpres 2024. Intinya, publik masih perlu bersabar tentang siapa yang akan menjadi capres usungan PDIP. (*)

News Feed