Hingga masa pendaftaran calon ketua umum PSSI tutup Senin petang (16/1) kemarin, ada lima nama yang muncul, yakni La Nyalla Mattalitti dan Erick Thohir, Doni Setiabudi, Fary Djemy Franncis, dan Arief Putra. Namun hanya dua sosok yang menyita perhatian publik. Sosok pertama adalah La Nyalla, mantan ketua PSSI periode 2013-2015 yang saat ini menjabat Ketua DPD RI. Sementara kedua, Erick Menteri BUMN yang pada 2013 dia bersama kawan-kawan pengusaha asal Indonesia, pernah memiliki 70 persen saham Inter Milan, lalu menjualnya kembali pada 2019.
Selain lima calon ketum, masih ada 17 orang yang mencalonkan diri sebagai calon wakil ketua umum dan 78 lainnya sebagai calon anggota Komite Eksekutif (Exco). Mereka semua masih akan melalui proses verifikasi dari Komite Pemilihan (KP) PSSI sebelum ditetapkan sebagai kontestan. Nama-nama seperti Ratu Tisha, Azrul Ananda, Sadikin Aksa, dan Zainuddin Amali yang saat ini menjabat Menpora, serta anggota DPR RI dari Partai Gerindra, Andre Rosiade juga ada di antara para calon wakil ketua umum.
Kembali kepada La Nyalla dan Erick, dua tokoh penggila sepak bola itu, hari ini bertemu dalam laga merebut simpati pemilik suara pada Kongres Luar Biasa PSSI, 16 Februari mendatang. Masa depan sepak bola Indonesia kelak ada di tangan mereka. Kecintaannya pada sepak bola atas dua figur tersebut, dapat meyakinkan kita kalau prestasi dan industri sepak bola di Tanah Air akan maju pesat. Beberapa waktu ke depan, visi dan misi para calon ketua umum akan diketahui publik. Para pemilik suara pun akan punya waktu menimbang siapa terbaik di antara figur terbaik.
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang pada 1 Oktober tahun lalu, menjadi pemicu munculnya desakan KLB PSSI. Desakan secara tertulis disampaikan langsung Pengurus Persis Solo dan Persebaya Surabaya. Desakan serupa juga sudah menggema di media sosial. Turut pula mendesak Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, agar pengurus teras PSSI mengambil sikap ksatria. Akibatnya, 29 hari pasca-kejadian, Ketua Umum PSSI Muhammad Iriawan mengumumkan percepatan KLB tersebut. Iriawan sendiri telah menyatakan tidak bersedia maju lagi untuk ikut suksesi di posisi yang sama. Siapapun nanti ketua umumnya, kita hanya ingin sepak bola Indonesia bagus mainnya, naik levelnya, mendunia, dan menang! (^^)