English English Indonesian Indonesian
oleh

Role Model

Kemarin berita tentang seorang anak umur 11 tahun dibunuh oleh 2 remaja  berumur 17 tahun dan 14 tahun, dengan cara mengenaskan. Pelaku membunuh untuk mengambil organ dalam tubuh korban untuk dijual, setelah membaca via Google tentang perdagangan organ dalam tubuh manusia.

**

Kisah lain lagi ada seorang ibu di Makassar merasa cemas karena anaknya tiba-tiba hilang dan ternyata pergi bekerja di Myanmar. Kepergian sang anak karena membaca lowongan kerja di Google. Ternyata di Myanmar sang anak menelpon ibunya bahwa bekerja di sebuah Camp dan harus bekerja secara terus menerus serta dijaga  oleh pasukan bersenjata.

*

Mengapa anak-anak sangat mudah tergiur pada bujukan-bujukan orang yang tak dikenal dan orang tersebut berada di dunia Maya, berwujud tapi tak nyata. Penyakit apalagi yang sedang menyerang anak-anak kita calon generasi pelanjut. Sangat berbahaya jika mereka mudah tergoda pada sesuatu yang tak jelas.

Bagaimana  bisa tergiur menjadi penjual “organ dalam tubuh manusia”  dan bagaimana bisa meninggalkan orang tua untuk mengisi lowongan kerja di luar negeri tanpa modal ilmu dan keterampilan serta pengetahuan bahasa.

**

Saatnya, semua anak-anak perlu sekolah yang benar. Orang tua dan Guru-guru mengajarkan agar anak-anak harus mempunyai cita-cita hidup dan memotivasi anak-anak  untuk menjadi  tangguh dan fokus pada cita-citanya.

Kemajuan negara akan berhenti bila generasi penerus atau anak remaja menjadi lemah. Orang tua yang bijak harus memberikan kesempatan anak-anak nya sekolah. Jangan dulu membebani anak-anak bekerja.

Guru di sekolah membantu anak-anak mendapatkan  “Role Model” atau contoh yang baik, untuk cita-cita muridnya. Sehingga dalam tumbuh kembang anak menjadi remaja, dalam mengasah jiwa, raga dan otaknya  akan menjadi terarah sesuai “Role Model” itu.

***

Keadaan ekonomi keluarga yang sulit jangan menjadi alasan untuk tidak mendampingi dan mendidik anak dengan baik. Semakin berada pada keadaan sulit, anak-anak akan termotivasi menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. Karakter kuat dan tangguh akan menciptakan kreativitas yang unggul sehingga tercipta kemudahan yang tentu akan memperbaiki ekonomi keluarga menjadi lebih baik.

Sebaliknya pada keadaan ekonomi keluarga yang berkecukupan, saat mendampingi dan mendidik anak jangan terlalu memberi kemewahan. Anak-anak akan menikmati semua dengan mudah sehingga tidak ada tantangan yang dihadapi. Padahal anak-anak perlu juga merasakan susah, sedih, kecewa, putus asa sehingga anak-anak bisa menghargai setiap kenikmatan yang dirasakannya. Dan akan tetap berusaha mempertahankan kenikmatan itu sebagai cita-cita dalam hidupnya. Sehingga ekonomi keluarga yang berkecukupan tetap terjaga sampai generasi /keturunan selanjutnya.

Sebagai orang tua mempunyai kewajiban menjaga anak-anaknya, mendampingi dan membesarkan karena anak adalah titipan dan amanah dari Allah SWT. Jangan  dulu  menikah jika belum siap secara fisik dan rohani menjadi orang tua yang “benar”.

Orang tua yang “benar” adalah orang tua yang menebarkan kasih sayang dalam keluarga, melakukan ritual ibadah sesuai agama yang dianut, tangguh mencari nafkah halal, berkarakter positif, mempunyai pengetahuan yang baik dalam mengasuh, mendidik dan membimbing anak (parenting skill), sehingga dapat menjadi “Role Model” bagi anak-anaknya.

Setelah anak-anak itu menjadi remaja sang guru akan membantu mengarahkan untuk menemukan “Role Model” sesuai cita-citanya. Kelak setelah dewasa dan menjadi orang tua akan menjadi “Role Model” lagi bagi anak-anaknya dan mungkin saja menjadi “Role Model” bagi bangsa ini. (*)

News Feed