FAJAR, PANGKEP- Keluarga Rusli (40) warga Pulau Sapuka yang meninggal dunia dalam perjalanan untuk berobat ke Kota Makassar menggunakan kapal perintis menyesalkan tindakan tidak manusiawi yang dilakukan manajemen kapal perintis.
Keluarga dari warga tersebut, Ramli menyampaikan bahwa, Rusli meninggal dunia dalam perjalanan menuju Kota Makassar. Hanya saja meninggal dunia di perjalanan dan tidak ingin dibawa ke Kota Makassar oleh manajemen kapal perintis.
“Sangat kami sesalkan karena begitu meninggal langsung diturunkan di Pulau Balo-baloang. Padahal jarak ke Kota Makassar itu sudah sama apabila dikembalikan ke Pulau Sapuka dari Pulau Balo-baloang dan keluarga besar dari Bapak Rusli ini juga banyak di Makassar dan keluarga meminta untuk dimakamkan di Kota Makassar, tetapi kapal perintis tidak mau bawa,” paparnya.
Sehingga, kerabatnya yang meninggal dunia kata, Ramli itu harus diturunkan di perairan menggunakan sekoci kapal perintis dan harus mencari lagi kapal kembali ke Pulau Sapuka dengan jarak tempuh 8-9 jam.
“Jadi pihak kapal perintis menurunkan paksa keluarga kami yang meninggal ini padahal tujuannya Makassar. Jadi kita harus mencari kapal lagi untuk kembali ke Pulau Sapuka. Sementara kapal perintis tetap melanjutkan perjalanan ke Kota Makassar, kami meminta agar manajemen kapal perintis ini dievaluasi karena sangat tidak manusiawi,” bebernya.(fit)