English English Indonesian Indonesian
oleh

Dua Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan, Ciri-ciri Mirip Korban Longsor di Maros

FAJAR, MAROS-Dua mayat perempuan tanpa identitas ditemukan di dua lokasi berbeda. Mayat perempuan pertama ditemukan warga Desa Patangkai, Kecamatan Lappariaja (Lapri), Kabupaten Bone, di aliran Sungai Walanae, Sabtu pagi, 7 Januari.

Meski masih dilakukan identifikasi, namun mayat itu mengarah ke salah satu korban tanah longsor di Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros, Nur Hikmah alias Adel (12). Dimana dia diketahui Kakak dari bocah lima tahun Alif yang selamat dari bencana longsor.

Hal ini diperkuat dengan gelang dan kalung yang melekat pada tubuh mayat tersebut. Gelang dan kalung tersebut dinilai keluarga korban tanah longsor itu mirip dengan yang digunakan Adel semasa hidupnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maros, Fadli saat dikonfirmasi membenarkan hal itu.

“Iya betul. Karena menurut informasi, kalau anggota keluarga datang melihat mayat yang ditemukan di Lapri Bone, mereka ikut memastikan betul tidaknya itu jasad salah satu korban longsor atau bukan,” katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Cenrana, Ismail Madjid mengatakan dari ciri-ciri fisik mayat tersebut memang mengarah ke salah satu korban yang dinyatakan hilang sejak bencana longsor Selasa, 27 Desember lalu di Desa Rompegading Kecamatan Cenrana.

“Jadi memang ciri-ciri fisiknya itu menjurus kesana. Dimana korban memiliki perawakan tubuh yang kecil dan kurus,” katanya.

Dia mengatakan setelah adanya informasi penemuan mayat tanpa identitas di Desa Patangkai Kecamatan Lappariaja Kabupaten Bone pagi tadi, pihak keluarga korban bencana tanah longsor di Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros langsung mendatangi UPTD Puskesmas Lappariaja untuk melihat langsung mayat tersebut.

“Ada tiga orang anggota keluarganya yang datang melihat mayat itu. Mereka yakni Hasmah (42), Risma (36) dan Nabila (12),” sebutnya

Setelah melakukan pengecekan, kata dia, keluarga korban memastikan kalau mayat itu adalah Nur Hikmah alias Adel (12).

Selain postur tubuh yang kecil, kata dia, korban dikenali oleh sepupunya Nabila (12) dari benda yang melekat pada mayat itu.

“Mayat ini dikenali sebagai Nur Hikmah alias Adel dari benda yang digunakan, yakni gelang yang masih terpasang dipergelangan tangan kiri dan juga kalung yang melekat pada bagian leher. Jadi gelang dan kalung yang didapati pada anggota tubuh mayat itu mirip yang digunakan Adel semasa hidupnya,”jelasnya.

Dia mengatakan selain bersepupu antara korban Adel dengan Nabila yang masih seumuran ini kesehariannya kerap bermain bersama. Sehingga Nabila mengetahui ciri-ciri fisik dan aksesoris yang digunakan oleh korban Adel.

“Jadi menurut Nabila, semasa hidupnya itu, Adel memang suka mengenakan gelang,” katanya.

Setelah adanya penemuan korban ini kata dia, rencananya Minggu besok, 8 Januari akan dilakukan pencarian.

“Setelah melakukan salat gaib, rencananya kami dari pemerintah Kecamatan, Pak Desa dan Danramil memang berencana melakukan penyisiran besok hari Minggu. Namun karena sudah ada informasi penemuan mayat di Kabupaten Bone dan Kecamatan Mallawa, sehingga perkembangan selanjutnya akan dilakukan besok,” jelasnya

Sementara mayat kedua ditemukan di Sungai Kampung Baru Dusun Posso Desa Padaelo Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros.

Hanya saja, mayat berjenis kelamin perempuan ini juga kondisinya sudah membengkak dan rusak sehingga susah dikenali. Serta tak ada tanda-tanda benda yang melekat pada tubuhnya.

Camat Mallawa Kamaluddin Syam mengatakan kalau pihaknya belum bisa memastikan kalau mayat perempuan tanpa identitas itu adalah korban tanah longsor.

“Hanya saja beberapa waktu belakangan ini di wilayah kami tidak ada laporan warga hilang,” katanya.

Hanya saja jika melihat aliran sungai Cenrana itu melintasi Sungai di Kecamatan Mallawa menuju ke Sungai Walanae.

“Kalau prediksi mungkin bisa saja itu korban longsor. Tapi kita masih harus dilakukan identifikasi di RSUD dr La Palaloi untuk mengetahui secara pasti,” jelasnya.

Diakuinya mayat itu pertama kali ditemukan oleh petani yang mencium aroma tak sedap yang berasal dari tepi Sungai Kampung Baru.

“Petani lapor ke Pak Desa Padaello terus dilapor ke kami di kecamatan. Sehingga setelah berkoordinasi dengan semua pihak terkait kita langsung turun ke lokasi,” katanya.

Diakuinya jarak lokasi penemuan mayat ini ke pinggir jalan poros sekitar tujuh kilo meter

“Tadi saja tim pencari bergerak ke lokasi siang hari, baru tiba sekitar pukul 17.00 Wita. Jadi kemungkinan sebentar mayat itu sampai di Kantor Desa Padaello malam hari. Karena lokasinya jauh,” jelasnya.

Sementara jarak tempuh lokasi tanah longsor di Desa Rompegading Kecamatan Cenrana ke lokasi penemuan mayat itu sekitar 20 kilometer.

Rencananya kata dia, mayat yang ditemukan di Kabupaten Bone akan dibawa bersamaan dengan mayat yang ditemukan di Kecamatan Mallawa ke RSUD La Palaloi untuk dilakukan identifikasi.

“Jadi tadi kita sudah kerahkan mobil jenazah untuk menjemput mayat yang ditemukan di Lapri Bone dan nanti akan dibawa bersamaan dengan yang ditemukan di Mallawa ke RSUD dr La Palaloi,” pungkasnya.

Sekadar diketahui Selasa, 27 Desember lalu telah terjadi longsor di Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros. Akibatnya empat unit rumah tertimbun dan dua mobil milik korban yang tengah parkir pun hanyut ke sungai.

Saat bencana terjadi 10 orang korban sempat dilarikan ke Puskesmas Cenrana untuk mendapatkan penanganan medis. Sedangkan 6 orang lainnya dinyatakan hilang.

Hingga hari keempat pencarian Jumat, 30 Desember lalu sudah ada dua korban ditemukan dari total 6 korban hilang. Dua korban itu yakni Ilham (48) dan Nenek Rimang (80).

Setelah cukup tujuh hari dan belum ada tanda-tanda penemuan keempat korban longsor, makan operasi SAR di lokasi Tanah Longsor Desa Rompegading Kecamatan Cenrana Kabupaten Maros resmi dihentikan, Senin, 2 Januari. Masih ada empat korban yang belum ditemukan yakni Emi (31), Dilla (6), Adel (12), Celung (3). (rin/*)

News Feed