FAJAR, MAKASSAR – Sejumlah bakal calon Gubernur Sulsel sudah mencuat ke publik. Ada yang sudah intens bergerak, lainnya masih adem menunggu hasil pilpres.
Di antaranya petahana Andi Sudirman Sulaimann (ASS), Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan dan Mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Lainnya adalah Wali Kota Makassar Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto (DP), Wali Kota Parepare Taufan Pawe (TP), dan Waketum DPP Golkar Nurdin Halid (NH).
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (PT IPI) Suwadi Idris Amir mengamati ada dua figur ketua partai di Sulsel yang hingga saat ini tidak kunjung bergerak, yakni Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) dan Ketua DPW Nasdem, Rusdi Masse (RMS).
Menurutnya, mereka menunggu hasil Pilpres 2024 yang akan sangat menentukan kans keduanya pada Pilgub mendatang “Kalau Prabowo Subianto menang, AIA mulus jadi gubernur. Begitupun kalau Anies Baswedan menang, langkah RMS akan lebih mudah,” kata Suwadi dalam Ngorol Politik Akhir Tahun, Rabu (28/12).
Ia menyebut di Sulsel saat ini belum ada figur yang elektabilitasnya dominan berdasarkan hasil survei terbaru mereka. Sekelas calon petahana saja masih diangka 18,2 persen meski popularitasnya diatas 60 persen. Namun elektabilitas AIA yang masih 4,6 persen berpotensi naik drastis mengingat popularitasnya paling rendah di antara calom lainnya.
“Karena memang dia belum bekerja sama sekali. Saya yakin jika popularitasnya meningkat, maka otomatis elektoralnya juga l meningkat,” tegasnya. Analis Politik dari Universitas Pancasakti, Sakral Wijaya Saputra SIP MTrAP, menyampaikan sewajarnya Gerindra fokus di Pileg dan memenangkan Prabowo di Pilpres. Sebab, kemenangan Gerindra dan Prabowo akan dipanen oleh AIA untuk Pilgub mendatang.
“AIA sudah pasti memiliki tiket Gerindra. Di internal dia tidak ada gangguan. Berbeda dengan figur partai lain yang masih harus bertarung di internal mereka sendiri,” tegas Sakral. Ia mencontohkan di Golkar masih ada perbuatan antara IAS, TP, dan NH. Begitupun di Nasdem oleh RMS, DP, dan Adnan yang merupakan ponakan dari salah satu pengurus DPP yang juga Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Faktor penentu lainnya adalah cost politik. Dan itu biasanya dimiliki oleh mereka yang juga berlatar belakang pengusaha. Hal itu disampaikan pengusaha muda Sulsel Abdul Rahim. Mereka yang sudah autopilot dalam dunia usaha lebih mampu memenejerial keuangan dan sumber daya negara, ketimbang yang masih berusaha mengumpulkan harta kekayaan. Di sisi lain, kemampuan cost politik yang mumpuni menghindarkan kepala daerah dari perilaku korupsi dan kontrol donatur.
“Secara cost politik, Pak AIA mampu dan sudah matang. Saya tahu betul beliau dari HIPMI dan KADIN,” imbuhnya. Meski begitu, gerakan bakal calon lainnya tentu patut diwaspadai oleh seluruh kandidat yang akan maju dalam kontestasi Pilgub Sulsel mendatang. (*)