Sejatinya kita sudah siap setiap jelang pergantian tahun. Bukan dengan meniup lilin sebagaimana kebiasaan banyak orang. Juga bukan bersiap pesta makan minum, sembari menikmati benderang kembang api yang suaranya kerap memekakkan kuping. Sebab pada pekan-pekan terakhir ujung tahun, selalu ada masalah mengikutinya yakni bencana. Inilah masalah kita bersama. Tak hanya banjir, tetapi juga ada angin kencang dan tanah longsor. Kerugian tak hanya harta benda, melainkan juga korban jiwa.
Setiap jelang akhir tahun, inilah agenda rutin kita. Hujan dengan curahan tinggi tak mampu tertampung di beberapa kawasan. Akibatnya, air menggenang tinggi menutupi sebagian kawasan perumahan. Jika hujan berlangsung terus-menerus, maka akan semakin banyak pula kawasan yang tergenang. Di perkotaan, jalan-jalan raya tak luput genangan. Drainase maupun kanal meluap hingga menutup jalan-jalan. Demikian pula jalur antarkota-antardaerah, kerap terputus akibat genangan tinggi. Batas jalan, jembatan, dan saluran air tak tampak lagi.
Hal sama terjadi di pegunungan. Longsor tak terelakkan. Jalur darat putus karena tanah berpindah, menutupi jalan. Rumah-rumah di kaki bukit dalam ancaman serius tertimbun longsoran. Mereka yang tinggal di pesisir pun tak kalah terancam. Angin kencang dari samudera luas, menerjang daratan. Lalu memorak-porandakan apa saja yang dilewatinya. Kerugian materi dan kehilangan jiwa orang-orang tercinta, sulit dielak. Inilah fakta bahwa kedatangan bencana tahunan itu harus dipersiapkan.
Laksana “sedia payung sebelum hujan”. Kita selalu lari terbirit-birit menghindari hujan karena tak ada payung pelindung. Atau urung beraktivitas luar rumah karena menghindari hujan. Tak mungkin mereka yang terlanjur tinggal di kawasan rawan banjir harus dipaksa pindah seluruhnya. Termasuk merelokasi semua perumahan, terutama di perkotaan, dari daerah banjir ke kawasan lebih tinggi. Tentu tidak. Bukankah yang memberi mereka izin membangun adalah pemerintah. Maka akan lebih baik jika kebijakan pembangunan pemerintah saat ini dan nanti adalah membangun infrastruktur yang memungkinkan masyarakat kota terhindar dari banjir.
Makassar misalnya, sebagai salah satu dari daerah terdampak banjir, atas nama apapun penyebabnya, maka kebijakan pembangunan seharusnya mengarah pada pencegahan banjir. Bila tidak, tentu saban tahun kita semua akan menikmati bencana banjir. Izin pembangunan kawasan perumahan di wilayah rawan banjir jangan lagi dikeluarkan. Perluasan dan perbaikan saluran air, atau penerapan teknologi penyerapan air hujan ke dalam tanah perlu segera dilakukan. Kita tidak kekurangan ahli, mungkin cuma gengsi melakukannya.(^^)