Pengembangan hutan mangrove juga kini menjadi program prioritas pemerintah provinsi. Mangrove dianggap memiliki banyak manfaat. Mulai dari menyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis, menjaga kualitas udara dan air, berperan sebagai tempat tinggal berbagai spesies hewan kecil dan rentan, serta yang terpenting dapat melestarikan ikan-ikan endemik laut Sulawesi. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Dr Muhammad Ilyas, M.Sc.
Alumni Kelautan Unhas ini juga menyampaikan, bahwa penanaman dua juta pohon yang dilakukan di beberapa titik pesisir di Sulsel, selain menjaga kelestarian lingkungan juga memberi nilai ekonomis bagi masyarakat. Manfaat yang diterima kelompok masyarakat yang terlibat langsung pada penanaman ini berupa lahan pekerjaan, untuk jangka panjang, buah mangrove jadi potensi untuk pengolahan sumber makanan olahan, untuk industri, mangrove dapat didorong menjadi pewarna alam dalam pembuatan baju.
Ia juga menyebut jika pengembangan hutan mangrove yang akan di lakukan hingga 2023 dengan target empat juta pohon keseluruhan nantinya bisa diubah menjadi kawasan pariwisata. “Pengembangan akan kami terus dilakukan hingga tahun 2023. Kami sudah melakukan kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk bibit pohon,” ujar pria ramah ini, Jumat, 9 Desember 2022.
Lebih jauh ia berharap, banyak NGO yang turun tangan membantu pemerintah dan masyarakat mengembalikan fungsi hutan mangrove ini.
Sebelumnya, Anggota DPRD Sulsel, Usman Lonta kepada FAJAR, mengungkapkan saat ini DPRD Sulsel menunggu nomor registrasi dari pihak kemendagri untuk pengesahan peraturan daerah mengenai pembangunan hutan mangrove ini di semua kabupaten/kota yang ada di Sulsel. Ia berharap, usai penetapan perda, pemprov bisa tancap gas melaksanakan program-program pengelolaan hutan mangrove. Ini, kata dia, salah satu solusi untuk menjaga banjir dan abrasi.