Oleh: Amir Muhiddin
Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan menyelenggarakan Rapat Koordinasi tingkat provinsi yang diikuti oleh seluruh Dewan Pendidikan Kabupaten Kota Se Sulawesi Selatan. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Novena Watampone selama tiga hari dari Tanggal 3-5 Desember 2022.
Dihadiri, Bupati Bone Andi Fashar Pajalangi beserta Wakilnya Ambo Dalle, Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, Ketua TGUPP Sulsel Prof Murtir, Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan Dr Adi Suryadi Culla, MA, para ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Kota Se Sul-Sel, para kepala sekolah dan kepala Dinas Pendidkkan Cabang 1 sampai 12 Sul-Sel.
Bupati Bone mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dipilihnya Kabupten Bone sebagai tempat penyelenggaraan Rakor. Ia berharap, mudahan-mudahan kegiatan ini bisa menghasilkan rekomendasi, bukan saja tingkat provinsi akan tetapi bahkan tingkat nasional, tentu bagi upaya peningkatan kualitas pendidikan di Sulawesi Selatan.
Kualitas pendidikan, bukan hanya pada peningkatan kecerdasan intelektual, akan tetapi juga pada peningkatan moral dan karakter, dan untuk mencapai hal tersebut peran guru sangat penting dan strategis sebab merekalah sebagai front terdepan dalam memberi pengetahuan dan nilai kepada para peserta didik.
Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan dam sambutannya mengemukakan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Bone dan Ketua DPRD Sulsel atas bantuan materil dan dukungan moral atas terselenggaranya Rapat koordinasi ini dan berharap agar kegiatan ini bisa memberi penguatan pada hubungan kemitraan antara komponen, baik itu pemerintah, sekolah kalangan usaha dan masyarakat.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Sul-Sel yang diwakili oleh Sekertaris Dinas berharap agar kegiatan ini bisa memberi kontribusi, terutama dalam melakukan perbaikan setelah kita dilanda Covid 19, menurut beliau hubungan kemitraan perlu senantiasa dikembangkan terutama dalam mendukung program prioritas pemerintah provinsi dibidang pendidikan yaitu smart school.
Ketua TGUPP Prof. Martir yang tampil sebagai pemateri pertama, banyak memberi motivasi kepada peserta, terutama kepada para guru, menurut beliau bahwa kalau mau sukses maka anda harus berani keluar dari zonan nyaman, jangan cepat berpuas diri dan harus berubah, jangan lagi berpikir dengan menggunakan paradigma lama yang konvensional dan tradisional.
Bukan lagi waktunya menggunakan paradigma kwantum yang mengandalkan jumlah yang banyak dan besar, tetapi harus berubah menjadi paradima fungsional yang berorintasi pada kualitas, bukan pada transaksional tetapi pada transpormasional.
Perubahan adalah keniscayaan, oleh sebab itu kunci sukses adalah adaptif, inovatif dan kolaboratif. Ia juga sependapat dengan bupati Bone terkait dengan aspek moralitas dan pembangunan karakter, menurutnya ini penting agar luaran pendidikan kita bukan hanya cerdas tetapi juga memiliki akhlah yang mulia.
Pemateri hari kedua dan ini tidak kalah pentingnya adalah Prospektif Kaum Millenial dalam menggali Potensi Ekonomi Indonesia Timur. Materi ini dibawakan oleh Andi Amran Sulaiman.
Mantan Menteri Pertanian ini lebih banyak memberi motivasi dan inspirasi kepada peserta yang umumnya para guru dan kepala sekolah. Titik tekan beliau pada nilai keteladanan dan kedisiplinan, kalau ini dinanamkan sejak dini, pastilah anak-anak didik kita akan sukses dan sebaliknya kalau tidak pasti akan mengalamai kegagalan.
Pembicara berikutnya adalah Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Dr. Setiawan Aswad. Salah satu pernyataan menarik bahasanya adalah fenomena krisis pendidikan terkait dengan isu di masyarakat, bahwa “sekolah itu tidak penting lagi” Kenapa fenomena ini muncul?
Karena ada rasa kecewa sebagian masyarakat bahwa sekolah ternyata tidak memberi solusi atas masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Apa yang salah? Inilah yang memantik diskusi yang panjang dari peserta yang umumnya para guru dan kepala sekolah serta ketua-ketua Dewan Pendidikan kabupaten Kota se Sulawesi Selatan.
Pembicara lainnya adalah Prof Dr Arifuddin Ahmad, Guru Besar UIN Alauddin Makassar. Materinya terkait dengan Profil Pelajar Pancasila dalam penguatan karakter. Ia juga sependapat dengan pemateri sebelumnya terkait rendahnya mutu pendidikan dilihat dari aspek moral dan karakter. Realitas tersebut sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan yang pada intinya membentuk manusia yang bukan saja cerdas akan tetapi juga beriman dan berakhlak mulia.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Musayyin Arif dengan judul Implementasi Fungsi DPRD dalam pengawasan. Ia banyak memberi semangat kepada peserta terutama para guru dan anggota Dewan pendidikan.
DPRD Sulsel menurutnya, berkomitmen untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan dengan memaksimalkan anggaran untuk pendidikan, beliau mengungkapkan bahwa untuk tahun anggaran 2023, pemerintah provinsi mengganggarkan 30 % untuk pendidikan yaitu sebanyak Rp2,9 triliun, dan Rp350 Miliar untuk kebutuhan belanja honor.
Meskipun demikian wakil rakyat dari PKS ini mengungkapkan keprihatiannya bahwa kualitas pendidikan kita masih jauh dari harapan. Pendidikan kita saat ini mengalami masalah, baik itu soal kompetensi maupun soal krisis identitas yang meliputi krisis budaya dan krisis keberagamaan. “Ini dapat dilihat pada merebaknya hidup hedonisme dan memudarnya peran-peran sosial dan gotong royong,” katanya.
Dr Andi Rusdi, Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan vokasi, Perikanan, Kelautan, Teknologi Informasi dan komunikasi.(BBPMP-VPKTI dan K) Provinsi Sulawesi Selatan dengan judul Isu Strategis Pendidikan dan Pelatihan Vokasi.
Dalam makalahnya, ia banyak menyoroti tantangan pendidikan vokasi. Saat ini SMK masih sulit menjawab kebutuhan dunia kerja sehingga perlu dibenahi, belum semua SMK memiliki fasilitas sesuai dengan standar, belum semua SMK mengembangkan kurikulum bersama dunia kerja. Problem lain adalah soal orientasi dimana siswa berorientasi ijazah sementara industri berorientasi kompetensi.
Kepala BBPMP Prov. Sulsel, Dr. Imran, S.Kom, MT dengan judul materi Rapor Mutu Pendidikan di Sulawesi Selatan. Dalam makalahnya, ia banyak menyinggung soal Program BBPMP Sulsel sebagai bagian dari kebijakan kementerian Tahun 2001-2022 yang meliputi Arah kebijakan kemendikbudristek, Asesmen nasional, raport pendidikan dan perencanaan berbasis data.
Pemateri terakhir adalah Ketua Dewan Pendidikan Sulsel Dr Adi Suryadi, sekaligus menutup acara rapat koordinasi yang diselenggarakan selama tiga hari. Ia banyak menekankan pada eksistensi Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam pendidikan relatif rendah akibat tersumbatnya secara kelembagaan saluran partisipasi, baik itu Dewan Pendidikan maupun Komite Sekolah.
Akibatnya banyak problem murid dan orang tua siswa yang seharusnya diselesaikan oleh Dewan Pendidikan dan Komite sekolah diambil alih oleh pihak pemerintah, dalam hal ini dinas pendidikan, malah diselesaikan secara hukum oleh pihak kepolisian dan lembaga peradilan lainnya. (*/)