FAJAR, MAKASSAR–Pandemi menjeda kegiatan adat dan kebudayaan. Termasuk mappadekko, sebuah pesta besar di Soppeng, Sulsel.
Dinamakan juga gau maraja alias acara besar. Kegiatan besar adat dan budaya ini akan berlangsung di Kabupaten Soppeng, medio 2023 mendatang. Persiapan mulai dimatangkan sejak kini.
Guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Muhlis Hadrawi mengatakan kegiatan ini merupakan pergelaran akbar nusantara paling besar sepanjang 10 tahun terakhir. Prosesi kebudayaan ini direncanakan berlangsung dalam skala besar.
”Banyak kegiatan adat dan budaya berlangsung selama tiga hari di Soppeng pertengahan tahun depan,” kata Muhlis saat rapat bersama dengan Pemkab Soppeng dan Perhimpunan Wija Raja (Perwira) Lapatau dalam keterangan tertulis kepada Harian FAJAR, Sabtu (4/12/2022).
Sebelumnya, kegiatan besar juga pernah digelar, yakni pementasan La Galigo pada 2017. Kali ini, akan datang tamu internasional. Ada sekitar 10 negara tampil sebagai pembicara.
”Bisa jadi sampai 15 negara dengan tema, politik, budaya, dan ketahanan pangan,” ujar guru besar budaya ini.
Pagelaran adat dan budaya menurut pengurus Perwira, Andi Dahrul, ingin dibuat lebih besar dan unik. ”Ada mappadendang, dengan konsep 700 lebih orang yang terlibat dengan pakaian baju bodo. Insyaallah masuk rekor,” ungkap Dahrul yang juga Sekertaris Perwira Lapatau ini.
Kepala Bidang Kebudayaan, Disbud Soppeng Dr Karim, menyambut baik rapat bersama ini. ”Kita kemas besar dengan standar biaya yang tidak melanggar,” katanya.
Selain itu pihaknya berpesan tidak ada yang menempel dan ditempeli. ”Konsentrasi harus satu tempat besar dengan percikan ke ompo atau takkalllala misalnya.”
Selain Prof Muhlis, hadir pula Ketua Umum Perwira, Andi Sapri Pamulu yang langsung datang dari Jakarta, guru besar Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Andi Kasma, dosen senior Dr Andi Akhmar, dan pejabat Dinas Kebudayaan Soppeng. (rls)