English English Indonesian Indonesian
oleh

Pendapatan Naik Lewat Program Makmur, Petani di Sidrap Ramai-ramai Tinggalkan Pupuk Subsidi

FAJAR, MAKASSAR – Di tengah terik matahari, Muhammad Agis (37) tetap semangat menggarap sawah. Gerakan tubuhnya sangat lincah, ia terlihat fokus mengendalikan mesin traktornya.

Setahun terakhir, ia makin bersemangat menggarap sawahnya. Agis sudah merasakan hasil panen meningkat. Produksi gabah naik signifikan. Peningkatan itu dirasakan Agis setelah kampungnya masuk program Makmur yang digagas PT Pupuk Kaltim (PKT) bersama PT Pupuk Indonesia.

Melalui program Makmur tersebut, ekosistem pertanian telah terbentuk. Mulai dari penyediaan bibit, jaminan stok pupuk, penjualan pascapanen, asuransi pertanian, hingga akses pembiayaan bagi yang kesulitan modal operasional saat musim tanam. Penjualan gabah para petani juga terjamin, sudah ada kemitraan dengan perusahaan besar.

Warga Desa Timoreng Panua, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan ini sudah dua kali panen dengan hasil melimpah. Rata-rata produksi padi mencapai 7 hingga 8,5 ton per hektare. Sebelum ada program Makmur, produksi paling banyak 5 ton.

“Saya juga kaget, hasil panen bertambah hingga tiga ton lebih. Sebelumnya hanya 5 ton paling banyak, ” ujar Agis saat ditemui di kampungnya, Selasa, 15 November.

Peningkatan produksi secara signifikan ini terjadi karena kualitas pupuknya. Petani tidak lagi menggunakan pupuk subsidi, makanya produktivitas langsung naik. Petani yang menjadi binaan juga didampingi secara intensif dan didukung teknologi.

“Awalnya saya kurang yakin, tapi setelah ada hasil ternyata luar biasa,” sebut Agis saat diwawancarai beberapa waktu lalu.

News Feed