English English Indonesian Indonesian
oleh

Pendapatan Naik Lewat Program Makmur, Petani di Sidrap Ramai-ramai Tinggalkan Pupuk Subsidi

Agis menyesal mengapa dirinya selalu berburu pupuk subsidi. Padahal, jika menggunakan pupuk nonsubsidi, produksi pertanian naik. Harga pupuk subsidi memang lebih mahal, namun hasil panen jauh lebih menguntungkan.

Pertumbuhan produktivitas hasil pertanian ini diiharapkan sejalan dengan tingkat kesejahteraan petani. Daya beli dipastikan ikut meningkat. “Jika sejahtera kan kita tidak lagi berharap subsidi,” ungkapnya.

Tahun lalu, program Makmur di Kabupaten Sidrap dilaksanakan pada lahan seluas 391,02 hektare. Ada 324 petani yang terlibat. Awalnya hanya sedikit yang tertarik, namun setelah melihat kenaikan hasil gabah hingga 3,5 ton per hektare, petani makin tertarik.

PT Pupuk Kaltim manargetkan luas lahan masuk program Makmur mencapai 506,5 hektare. Bukan lagi fokus di Desa Timoreng Panua, namun akan tersebar di 11 Kecamatan dengan padi sebagai komoditas utama.

“Program ini menjadi fokus PKT bersama Pupuk Indonesia untuk mendorong pengembangan sektor pertanian,” ujar SEVP Bussines Support PKT Meizar Effendi.

Jaminan Pasar

Masalah yang dihadapi petani selama ini dihadapkan pada ketidakjelasan pasar. Saat panen raya, produksi padi kerap dibeli dengan harga murah.

Sejak program Makmur terbentuk, PKT bersama PT Pupuk Indonesia melalui sinergi BUMN menghadirkan pihak korporasi yang berperan sebagai offtaker dari produk-produk yang dihasilkan petani. Gabah dibeli dengan harga pasar yang ada. “Offtaker juga mengolah gabah agar ada nilai tambah produk,” ujar Meizar.

Akses Permodalan

Melalui program ini, petani juga diberikan akses permodalan. Bisa melalui perorangan maupun kelompok. Bank Himbara seperti BNI, BRI, dan Bank Mandiri siap menyalurkan pembiayaan sesuai kebutuhan.

News Feed