Sebagai rumah akhirat pertama, kubur adalah “rumah masa depan”. Sekaya apapun seseorang, ketika berpulang, “rumah” berukuran 2×1 meter menjadi tempat “pulang” dengan kain kafan sebagai pembalut tubuh, dihiasi amal ibadah sebagai bekal. Menurut sebuah Hadits, ada tiga hal yang menemani jenazah ke tempat peristirahatan terakhir, yaitu keluarga, harta benda, dan amal ibadah. Namun, dua hal pertama akan segera meninggalkan kita di pemakaman.
Hari ini dunia adalah sesuatu yang nyata, akhirat hanya cerita, sehingga tidaklah mengherankan jika orang berlomba-lomba berjuang memenuhi hasrat kehidupan dunianya, kehidupan yang bersifat sementara. Padahal setelah mati, hal sebaliknya terjadi, dunia hanya cerita, akhirat jadi nyata dan kekal. Orang baru menyadari, bahwa kematian adalah ujung dari perjuangan, akhir dari kemenangan, pintu dari kehidupan yang kekal abadi. Tapi banyak di antara kita terlalu sibuk dengan kehidupan di dunia persinggahan, dan abai membekali diri untuk kehidupan akhirat yang abadi. Are we one of them?