English English Indonesian Indonesian
oleh

Dialog Temu Alumni IMSI: Era Digital Tidak Bisa Lepas dari Dunia Bahasa dan Sastra

FAJAR, MAKASSAR-Alumni Sastra Indonesia punya peran vital pada era milenial. Kemampuan imajinasi dan literasi yang bisa menguatkan itu.

Hal tersebut terungkap dalam seminar yang bertajuk Sarjana di Abad Milenial, Melihat Sastra dan Bahasa dari Berbagai Aspek dipimpin langsung oleh Saharuddin Ridwan. Kegiatan tersebut bagian dalam peringatan HUT ke-39 Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (IMSI) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin, di Aulah Prof Mattulada, Sabtu, 5 November.

Guru Besar Linguistik Terapan universitas Muhammadiyah (Unismuh), Prof Munirah mengatakan, era digital saat ini tidak bisa lepas dari dunia Bahasa dan Sastra. “Baik untuk aspek visual, ekonomi, dan sosial,” ujarnya.

Alumni IMSI peraih Satyalencana Karya Satya dari dua Presiden itu mengutarakan, erah milenial itu butuh penjelasan singkat yang bisa langsung memberi makna. Nah, yang bisa cepat menrealisasikan itu adalah dari bidang bahasa dan sastra.

Sebab, lingkungan akademis dan sosial yang membentuk itu. “Hanya saja, intinya adalah sejauh mana kerja keras kita,” tegasnya.

Salah alumni IMSI yang berkiprah di media, Ano Suparno, menyampaikan Sastra Indonesia sangat dibutuhkan di berbagai aspek kehidupan khususnya di era digital saat ini.

“Digital adalah kreatif tanpa batas siapapun bisa berkiprah di dalamnya, tetapi butuh orang yang kuat dari sisi imajinasi,” tutur Eno sapaan akrabnya.

Lebih lanjut, Eno menambahkan sastra sangat dibutuhkan dan digandrungi banyak orang karena saat ini dilakoni semua orang. Dimulai sejak adanya media sosial hampir semua orang menulis status, untuk membuat itu menarik maka dibutuhkan pilihan kata yang baik. “Kehadiran dunia digital dunia sastra juga hadir di dalamnya,” jelasnya.

Alumni IMSI yang juga sebagai narasumber, Darmawan Denassa, mengatakan untuk menguasai era digital dibutuhkan 4C. Pertama critical thinking, kemampuan dalam pemahaman masalah dan mengoneksikan informasi dengan menggunakan strategi kognitif untuk meningkatkan probabilitas pencapaian.

“Lalu colaboration dan creativity atau kolaborasi juga sangat dibutuhkan karena bisa membawa kita kemanapun, dan di era persaingan ini harus kita kuasai agar tidak repot kedepannya. Terakhir communication, kemampuan menerima dan mengirim informasi agar tidak salah persepsi,” tuturnya. (mil/sal)

News Feed