English English Indonesian Indonesian
oleh

Gagal Ginjal Akut Masuk Sulsel

Akhirnya, kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak memakan korban di Sulsel. Selama beberapa pekan ini menjadi perhatian pemerintah setelah menyerang anak-anak dan ratusan di antaranya meninggal dunia. Bahkan dari laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel, kasus ini sudah terdeteksi dua bulan terakhir, yang bermula pada Juli lalu hingga Oktober ini. Sebanyak enam di antaranya meninggal dunia dari delapan orang terindikasi terjangkit tersebut. Dua lainnya sembuh, seorang di antaranya sedang dirawat.

Jatuhnya lima korban meninggal dunia, harus segera menjadi perhatian pemerintah provinsi. Pasalnya, hingga saat ini pemerintah belum bisa memastikan secara detail dan pasti, obat mana saja yang sudah tercemar. Ada jutaan paket obat sirup beredar di pasaran, di apotek maupun di toko-toko obat eceran. Mendeteksi mana yang tercemar tentu sangat sulit, sehingga satu-satunya cara paling efektif terhindar dari serangan gagal ginjal akut misterius itu adalah, untuk sementara  kita tidak mengonsumsinya.

Ada delapan darah kabupaten/kota di Sulsel, yakni Makassar, Gowa, Takalar, Maros, Pare Pare, Sidrap, Palopo, dan Luwu Timur. Meski secara kuantitas masih kecil, hal tersebut merupakan indikasi persebarannya sudah meluas. Daerah-daerah dimana terdapat laporan kasus, harus menjadi perhatian penuh agar kasusnya tidak semakin merajalela dan makan korban lebih banyak. Juga menjaga jangan sampai melebar ke beberapa kabupaten/kota di Sulsel. Meski sangat mungkin kekhawatiran itu sudah terjadi. Hanya karena belum ditemukan saja sehingga tidak muncul ke permukaan.

Hingga saat ini, Indonesia berada pada rangking teratas kasus gagal ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) pada anak-anak dari tiga negara termasuk Indonesia. Dua di antaranya adalah Gambia, dengan 50 kematian dan Nigeria 28 kematian. Sehingga kasus kematian terbanyak juga terdapat di Indonesia karena sudah mencapai 118 kasus. Kematian sebanyak itu sesungguhnya menandakan jika pemerintah telah gagal membendung kasus kematian akibat obat sirup ini. Perlu langkah-langkah tepat dan cepat agar seluruh keluarga Indonesia tidak khawatir lagi kehilangan orang yang dicintainya.

Terkait kasus ini, Menko PMK Muhadjir Effendy mendorong dua agenda sekaligus. Pertama, perlu pelacakan terhadap obat-obatan sirup yang diduga menjadi penyebab, dari asal-muasal bahan baku, proses masuk ke Indonesia hingga produksi. Kedua, perlu pengusutan lebih lanjut oleh kepolisian untuk memastikan ada tidaknya tindak pidana di balik kasus tersebut, karena kejadian ini masuk ke ranah perlindungan terhadap anak. Harus ada yang bertanggung jawab atas kematian ratusan anak tak berdosa. (^^)

News Feed