FAJAR, SENGKANG -Prestasi Pemkab Wajo tidak hanya mendapat pengakuan pada skala nasional, tetapi juga internasional. Teranyar, datang dari World Health Organization (WHO), khususnya regional Asia Tenggara.
Atensi WHO ini atas keberhasilan Wajo mempertahankan predikat Swasti Saba Wistara keempat kalinya pada 2021 lalu. Swasti Saba Wistara sendiri merupakan predikat tertinggi penilaian Kabupaten/Kota Sehat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
WHO Perwakilan Regional Asia Tenggara pun mengundang pejabat pemerintah terkait untuk menghadiri pertemuan internasional bertajuk Regional Meeting with Mutisectoral Partners on Urban Governance and Well-being in South-East Asia Region di Bangkok, Thailand, 27-29 September.
Pejabat yang diundang adalah mereka yang membidangi perencanaan pembangunan daerah atau mengelola Kabupaten/Kota Sehat Sehat.
Untuk Indonesia hanya dua daerah yang mendapatkan kesempatan atau undangan untuk memberikan pemaparan pada regional meeting ini, yaitu Kabupaten Wajo (Sulawesi Selatan) dan Kota Semarang (Jawa Tengah). Sebelumnya, permintaan tersebut telah disampaikan WHO kepada Bupati Wajo, Amran Mahmud, untuk menugaskan pejabat yang dimaksud pada kegiatan ini.
Pemkab Wajo diwakili Ketua Tim Pembina Kabupaten/Kota Sehat (KKS) Wajo, Andi Pallawarukka, yang juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Wajo.
Pallawarukka menggantikan Ketua Forum Kabupaten/Kota Sehat (KKS) Wajo, Sitti Maryam, yang tengah melaksanakan ibadah umrah.
Sesuai dengan permintaan WHO, Andi Pallawarukka memaparkan best practice pengelolaan Kabupaten/Kota Sehat sehingga Wajo berhasil mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wistara untuk keempat kalinya pada 2021 lalu.
Andi Pallawarukka tampil di hadapan audiensnya yang terdiri dari semua Anggota WHO Regional Asia Tenggara, yakni Bhutan, Maladewa, Sri Lanka, Bangladesh, India, Timor Leste, Korea Utara, Myammar, Nepal, Thailand, dan Indonesia.
Andi Pallawarukka memaparkan salah satu keunikan Wajo dalam pengelolaan Kabupaten Sehat, yakni terlibatnya senior citizen yang disebut Ulama yang merupakan akronim dari Usia Lanjut Masih Aktif dalam pembinaan.
Melalui paparan berjudul Enhancing Senior Citizen’s Participation in Fostering a Healthy and Age-Friendly in Wajo Regency, South Sulawesi, Indonesia, Pallawarukka menjelaskan besarnya manfaat timbal balik yang bisa diraih dengan keterlibatan Ulama, yaitu menjadikan Wajo sebagai age friendly regency.
Alumni STPDN ini juga memperkenalkan sebuah inovasi early warning system yang disebut sebagai Kentongan Digital untuk memadukan seluruh masyarakat dalam perang bersama melawan stunting, anak tidak sekolah, perkawinan anak, dan masalah-masalah sosial lainnya yang terkait dengan kesehatan.
“Pertemuan ini merupakan kesempatan besar mendapatkan first hand information dari para pelaku Kabupaten/Kota Sehat se-Regional Asia Tenggara. Kita bisa belajar banyak di sini untuk Kabupaten Wajo,” ucap Andi Pallawarukka yang dikonfirmasi, Rabu (28/9/2022).
Andi Pallawarukka masih berada di Bangkok mengikuti Workshop pengelolaan Kabupaten/Kota Sehat yang dilaksanakan oleh WHO Regional Asia Tenggara. (man)