English English Indonesian Indonesian
oleh

Dosen Unhas Ini Buat Gerakan Cinta Zakat, Sasaran Penyalurannya Buat Mahasiswa yang Tak Terima Beasiswa

FAJAR, MAKASSAR-Pokja kemahasiswaan FIB Unhas yang dikomandoi dosen-dosen muda FIB bekerja sama dengan Baznas Sulsel memberikan bantuan kepada mahasiswa. Bantuan sebesar Rp100 ribu per kepala rutin ini tiap Jumat dilakukan.

Gerakan “Cinta Zakat Menyejahterkan Mahasiswa, Aman Syar’i, Aman Regulasi, Aman NKRI” ini menyasar mahasiswa FIB yang kekurangan. Apalagi, di tengah melonjaknya harga pelbagai kebutuhan pokok disebabkan harga BBM yang naik. Ditambah lagi, tidak berujungnya pada keputusan mutlak perubahan harga, dan di tengah mencekiknya ekonomi masyarakat.

Dosen FIB Unhas, Fadlan Ahmad mengatakan, gerakan ini berawal dari kegelisahan salah seorang koordinator gerakan cinta zakat yang melihat kondisi beberapa mahasiswa yang tidak terakomodasi oleh beasiswa yang diberikan Unhas.

“Sehingga hal ini sangat memprihatinkan bagi sebagian mahasiswa yang kekurangan di tengah kemewahan Unhas dan lingkungan sekitarnya,” ujarnya.

Maka hal inilah kata Fadlan, mendorong untuk terbentuknya tim FIB cinta zakat. Hal ini diharapkan donasi dari para dosen- dosen muda FIB dan dosen FIB lainnya untuk mendonasikan harta kekayaannya secara rutin Rp20 ribu per jumat.

“Ada beberapa dosen yang menyumbang Rp50 ribu, bahkan Rp100 ribu. Namun saya meminta agar ini dipecah menjadi Rp20 ribu per jumat agar kegiatan ini rutin berjalan dan konsisten dan terjadi kesetaraan dalam memberi sedekah,” tutur Fadlan yang merupakan alumnus King Saud University ini.

Dosen Sastra Asia Barat ini mengatakan, kegiatan awal bulan ini berlangsung pada Jumat, 16 September 2022. Itu disambut baik dua orang dosen donatur yaitu, Burhan Kadir dan Ida Tanjung yang menyerahkan secara langsung bantuan itu.

Lanjut Fadlan, untuk meyakinkan para donatur terkait hasil observasi yang dilakukan tim observasi untuk menentukan mustahik penerima bantuan, maka para mustahik diberikan waktu untuk menjelaskan tentang kondisi yang mereka alami di depan para muzakki.

Salah satu mustahik mengatakan, ia seorang piatu, ayahnya bekerja sebagai buruh sawah milik orang lain, dengan imbalan Rp500 ribu -Rp600 rb per 3 bulan, dan menafkahi 3 orang anak. “Namun karena semangat kuliah yang tinggi, dia terus berusaha dan yakin dapat lulus S1 di Unhas,” bebernya.

Mustahik lainnya seorang yatim piatu yang sejak setahun lalu telah membiayai dirinya sendiri dan kuliahnya. “Inilah potret kemiskinan yang dialami oleh mahasiswa Unhas yang jarang kita dengar secara langsung. Yakin saja masih banyak mahasiswa mahasiwa lainnya yang butuh bantuan tangan kita,” katanya.

Program ini kata dia, akan terus berlanjut tiap “Jumat 20 Ribu”. Tim pokja berharap agar semua dosen-dosen Unhas dapat berpartisipasi dalam kegiatan amal saleh ini. “Semoga dengan gerakan cinta zakat ini, mahasiswa kita tidak ada yang merasa kekurangan dalam menuntut ilmu pengetahuan di kampus Unhas tercinta,” tuturnya dalam rilis. (*/ham)

News Feed