FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah maupun masyarakat mesti siap-siap menghadapi dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar Bersubdisi, dan Pertamax pada Sabtu (3/9) sore.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi memiliki efek domino atau dampak terhadap perekonomian masyarakat. Kenaikan harga BBM akan diikuti kenaikan harga komoditas dan layanan publik lainnya.
Pengamat Transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono menilai kenaikan harga BBM bersubsidi bisa memberikan efek domino pada banyak hal di bidang transportasi. Salah satunya menurunnya jumlah pengguna angkutan umum.
Kata Sony, mayoritas masyarakat yang menggunakan transportasi umum akan memilih untuk beralih ke kendaraan pribadi khususnya untuk beraktivitas.
Hal itu karena tarif transportasi umum baik itu angkutan kota (angkot) dan ojek akan naik dengan adanya pengurangan subsidi BBM.
“Sudah jelas ini akan ada peralihan karena motor dianggap lebih murah dalam hitungan kilometer. Motor mungkin butuh Rp20.000 untuk dua hari dipakai. Tetapi uang sebesar itu tetap saja lebih murah ketimbang pakai kendaraan umum yang habis dalam sehari,” kata Sony dihubungi, Minggu (4/9).<
Kondisi ini pun bisa berdampak pada kemacetan dan kepadatan lalu lintas.
Harga BBM yang tinggi, kemudian masyarakat yang ogah pakai kendaraan umum dan memilih untuk membeli sepeda motor, tentunya bisa membuat kemacetan semakin menjadi.