Bahkan banyak UMKM berlomba-lomba ikut ekspor lantaran mudahnya pengurusan jasa kepelabuhanan. “Banyak komoditas baru bermunculan. Ini kabar baik untuk daerah,” sebut Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar itu.
Arief yakin pengiriman ekspor Sulsel bisa mencapai 2.000 kontainer perbulan. Saat ini sudah menyentuh angka 1.800 kontainer. Proses pengiriman juga makin mudah, semuanya serba online. Sudah terpusat sehingga proses administrasinya makin disederhanakan.
Kemudahan layanan di pelabuhan sangat menentukan kinerja ekspor. Makanya, dia sangat senang jika aktivitas ekspor terus meningkat. Pria yang hobi olahraga bulu tangkis ini menyebut aktivitas ekspor menjadi barometer perekonomian.
Jika ekspor meningkat, jelas akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi suatu daerah. Makanya, dia menyebut peran Pelindo sangat besar dalam memajukan kinerja perekonomian suatu daerah.
“Pelindo akan menjadi kekuatan ekonomi,” jelasnya.
Kinerja Moncer
Pascamerger, perubahan besar terjadi di lingkungan kerja Pelindo. Regional Head 4 Pelindo Enriany Muis, mengatakan melalui subholding yang dibentuk, proses bisnis menjadi lebih fokus.
Enriany mencontohkan Pelabuhan Utama Makassar mengalami peningkatan kinerja yang cukup signifikan. Misalnya untuk curah kering, dahulu kinerjanya hanya 2.000 hingga 2.500 ton per hari. Namun setelah dikelola oleh subholding, kini meningkat menjadi 5.000 hingga 6.000 ton.
Tak hanya itu, sektor lain yang mengalami perubahan besar adalah kinerja Port Stay dan Cargo Stay di Pelindo Regional 4 meningkat signifikan setelah merger. Enriany menontohkan di Pelabuhan Ambon. Sebelum merger, Port Stay paling cepat tiga hari, kini berkurang menjadi satu setengah hari.
