FAJAR, MAKASSAR — Wacana kenaikan harga BBM terus bergulir. Hal ini berpotensi ganggu berbagai sektor ekonomi.
Ketua Kadin Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras menuturkan, kenaikan harga energi tentu akan menular kepada prioritas barang konsumsi. Mulai dari biaya transportasi umum, hingga biaya produksi dan distribusi bahan pokok.
“Dengan adanya kenaikan harga ini berpotensi memicu inflasi mencapai tujuh persen. Itu menunjukkan ketidakstabilan keadaan, makanya perlu pembatasan pengeluaran harus dilakukan secara optimal,” terangnya, Minggu, 28 Agustus 2022.
Ia menambahkan, saat ini daya beli masyarakat belum membaik. Maka dari itu dengan adanya kenaikan BBM, pasti akan semakin menekankan daya beli masyarakat. “Kalau kenaikan BBM terjadi otomatis akan mempengaruhi harga bahan pokok,” tuturnya.
Selain itu, saat ini sektor Industri, perhubungan dan transportasi pasti akan sangat merasakan dampaknya. Dengan demikian imbasnya juga akan terasa ke perhotelan khususnya hunian hotel.
“Saat ini saja dengan tingginya harga tiket pesawat membuat tingkat hunian hotel anjlok,” terangnya.
Orang akan jarang bepergian, kegiatan-kegiatan pemerintah akan dibatasi, begitupula kebutuhan masyarakat akan menjadi mahal. “Kami sarankan pemerintah agar mempertimbangkan dahulu untuk menetapkan kenaikan BBM sampai kondisi ekonomi benar-benar pulih,” harapnya.
Ia menyarankan, pihak terkait untuk senantiasa memantau harga yang akan berlaku dimasyarakat agar tidak melampaui Harga Eceran Tinggi (HET) yang telah ditentukan.