Merdeka atau bebas dari sampah menurut Ketua RT 003, Munir Arisona, adalah satu prasyarat mutlak guna mempercepat capaian Smart City yang diperjuangkan oleh Wali Kota kota Makassar.
Hal itu pun diamini oleh Ketua Panitia Peresmian Kantor Ikajo Sulsel dan launching Sayidan Kedai, Achmad Zulfikar. Dia mengatakan, agak utopis kalau Kota Makassar ingin dikategoriasasi sebagai Smart City, semen tidak terbebas (merdeka) dari sampah.
Mengingat seni budaya lokal asal Gowa ini bertutur terkait Smart City, mau tidak mau harus terpenuhinya pula pilar lingkungan yang cerdas alias Smart Enviroment. Di samping pilar Smart Governance, Smart Society, Smart Living, Smart Economy dan Smart Branding.
Dalam diskusi maraton yang diadakan menjelang kerja bakti bersama (bersih-bersih lingkungan) Minggu, 14 Agustus 2022 itu, catatan kritisnya adalah jangan sampai penggiat Smart City Kota Makassar terjebak pada pilar Smart Branding dengan mengandalkan Lorong Wisata.
Boleh jadi Lorong Wisata yang ada betul-betul terkesan asri-indah-juga bersih, tapi jalan menuju ke titik lokasi di sepanjang jalan berserakan sampah, kotoran yang tidak elok dipandang mata.
Inilah PR besar bagi Bapak Walikota Danny Pamanto bersama Ibu Wawali, Ibu Fatma berserta jajarannya. Tak terkecuali bagi segenap warga masyarakat kota Makassar kalau benar-benar kota ini mau berpredikat sebagai Kota Pintar dan menuju pada kota dunia, Global City. (rilis)