FAJAR, MAROS-Mahasiswa KKN 108 Unhas mengeksplorasi keindahan alam, flora fauna, dan kearifan lokal di Desa Bonto Somba. Desa Bonto Somba merupakan desa yang berada paling selatan di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros. Desa ini berbatasan langsung dengan Bone dan Gowa.
Akses menuju ke desa ini pun sangat susah. Wilayah ini berada di pegunungan hanya dapat di akses menggunakan mobil offroad dan motor. Meskipun sedikit terisolasi, desa Bonto Somba memiliki kekayaan alam dan kearifan lokal yang unik.
Dari hasil eksplorasi survei dan observasi yang dilakukan oleh mahasiswa KKNT Unhas 108 Posko Bonto Somba pada tanggal 5-10 agustus 2022, terdapat beberapa tempat untuk berwisata alam seperti air terjun, hutan pinus, dan pemandangan alam.
Kemudian, terdapat potensi keanekaragaman hayati seperti flora dan fauna yang unik. Mahasiswa KKN dalam hal ini sebagai tim, menemukan beberapa spesies katak khas hutan pinus. Flora berupa tumbuhan merambat seperti sejenis akar liana, sejenis palem, dan masih banyak lagi.
Masyarakat Desa Bonto Somba juga masih memegang adat istiadat. Hal ini dilakukan secara turun-temurun. Kegiatan yang biasa dilakukan ialah acara pesta panen dengan setiap rumah menyembelih ayam dan berdoa.
Yang menjadi keunikan ialah setelah dilakukannya ritual keagamaan pada pesta panen, ada kebiasaan masyarakat untuk bertarung betis (mallanja). Pertunjukan ini semata-mata hanya untuk ajang silaturahmi dan hiburan. Setiap orang diberi kesempatan dua kali untuk menendang betis lawannya dan gantian.
Selain itu, Masyarakat Bonto Somba menerapkan hidup yang sederhana dan masih bergantung pada alam. Alam dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
Jika kita berkunjung ke tempat ini, kita dapat melihat proses pembuatan gula aren tradisional. Gula aren atau biasa disebut gula merah dibuat dari hasil sadapan air nira pohon aren. Kemudian dimasak sampai mendidih dan mengental. Setelah mengental kemudian di adonan dimasukan ke dalam cetakan hingga mengeras dan selanjutnya di jual dipasar.
Desa Bonto Somba ibarat surga kecil yang tersembunyi. Banyak pesan yang didapat ketika kita melihat kondisi kearifan masyarakat dan potensi wisata desa ini.
Hal ini dituturkan oleh Ian Winarto selaku koorinator posko KKN Desa Bonto dalam rilisnya menyebutkan, desa ini memiliki 3 dusun yaitu, Bonto-Bonto, Cindakko, dan Bara.
Ketiga dusun ini kata Ian, memang sulit diakses karena kondisi jalanan dan belum sepenuhnya ada penerangan listrik. Ia pun meminta agar pemerintah memperhatikan desa ini.
Tim yang ikut dalam eksplorasi ini ialah Mahasiswa KKN 108 Unhas, Ian Winarto dari Prodi Arkeologi, Ahmad Fauzan dari Prodi Teknik Sipil dan pemuda karang taruna Desa Bonto Somba yaitu Alamsyah, Sahril, dan Haikal. (/ham)