MAKASSAR, FAJAR — Biaya hidup masyarakat Sulsel meningkat. Sejumlah harga kebutuhan melonjak.
Indeks Harga Konsumen (IHK) meningkat. Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, gabungan IHK di lima kota se-Sulsel mengalami inflasi. Angkanya 1,12 persen atau terjadi kenaikan IHK dari 111,06 pada Juni menjadi 112,31 pada Juli.
Kepala BPS Sulsel Suntono mengatakan lima kota itu meliputi Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare, dan Palopo. Semuanya mengalami inflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 1,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Watampone sebesar 0,52 persen,” terangnya, dilansir koran FAJAR edisi Selasa, 2 Agustus 2022.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga. Ditunjukkan dengan naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran. Mulai kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,53 persen.
Plus kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,42 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya 0,40 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,47 persen; dan kelompok kesehatan 1,50 persen.
Transportasi 3,48 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,29 persen; pendidikan 0,81 persen; penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,15 persen; dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,74 persen.
“Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 4,07 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2022 terhadap Juli 2021) sebesar 4,99 persen,” urai Suntono.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juli, antara lain angkutan udara, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, ikan layang/ikan benggol, sekolah dasar, ikan kembung/ikan gembung/ ikan banyar/ikan gembolo/ ikan aso- aso, ikan bandeng/ikan bolu, dan ikan teri.
“Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, seperti minyak goreng, kangkung, daging ayam ras, tomat, cumi-cumi, jagung manis, daun kacang panjang muda, emas perhiasan, labu parang/manis/merah/kuning, dan beras,” tandas Suntono.
Khusus tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2021 dan 2020 masing-masing sebesar 1,51 persen dan 1,55 persen.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Juli 2021 dan Juli 2020 masing-masing sebesar 2,00 persen dan 1,81 persen,” bebernya.
Bulukumba mengalami inflasi bahan makanan 1,68 persen; Watampone 1,61 persen; Makassar 1,95 persen; Parepare 2,12 persen, dan Palopo 0,75 persen.
“Gabungan dari kelima kota tersebut menunjukkan bahwa kelompok bahan makanan di Sulsel mengalami inflasi sebesar 1,85 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 118,70 pada Juni 2022 menjadi 120,89 pada Juli 2022. Andil kelompok bahan makanan terhadap inflasi gabungan 5 kota secara umum sebesar 0,402 persen,” paparnya.
Instrumen Penghitung
Pengamat Ekonomi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) Bahrul Ulum Rusydi menuturkan IHK secara umum dipakai sebagai instrumen untuk menghitung inflasi.
Ketika ada peningkatan IHK, inflasi otomatis terjadi. “Peningkatan inflasi sudah pasti berpengaruh ke daya beli masyarakat,” paparnya.
Hal itu juga pasti berhubungan biaya hidup. Apalagi kalau pendapatan masyarakat tidak naik secara signifikan.
“Ketika nilai inflasi lebih besar daripada pertumbuhan pendapatan, maka sudah pasti ada tekanan besar pada biaya hidup masyarakat,” tuturnya.
Biaya hidup yang dimaksud terkover di dalam penghitungan IHK. Jadi ketika IHK naik, maka biaya hidup pasti ikut meningkat. Ia juga melihat IHK akan meningkat bulan ini.
“Ada dua sumber, dari permintaan juga penawarannya. Permintaan yang tinggi karena konsumsi di bulan Ramadan umumnya tinggi utamanya untuk makanan dan minuman. Dari sisi penawaran, minyak goreng masih langka,” terangnya. (sae-fni/zuk-dir)