FAJAR, MAKASSAR-Sejumlah agenda dilakukan Tim Pengabdian Unhas di Desa Bontobiraeng Selatan, Kecamatan Bontonompo, Gowa. Dari diskusi hingga games diberikan kepada pemuda karang taruna. Peserta dibekali Karakter MARITIM yaitu, Manusiawi, Arif, Religius, Integritas, Tangguh, Inovatif dan Mandiri.
Selain nilai dan esensi yang mereka pelajari dalam materi yang sudah dibagikan, kemampuan berbicara dan menyampaikan gagasan juga menjadi poin pembelajaran baru. Hal itu dikarenakan kegiatan ini didesain untuk para peserta yang lebih aktif berbicara di kelas. Fasilitator hanya mengarahkan dan memandu jalannya kegiatan.
Di sela-sela materi juga, para peserta diberikan games menarik seperti tebak kata, tepung berayun, tangkap bola. “Kegiatan seperti ini memberi kami kesempatan untuk melatih kepercayaan diri berbicara dan menambah relasi. Games yang ada juga seru dan melatih kemampuan dan kerja sama tim,” ujar salah satu peserta dari Pemuda Karang Taruna Desa Bonto Biraeng Selatan.
Ketua Tim Pengabdian Unhas, Dra St Nursa’adah, M Hum mengatakan, agenda berjalan dari 30-31 Juli. Malam hari dan subuh hari diisi dengan kegiatan kerohanian untuk menyelaraskan materi tentang religiulitas yang terkandung dalam nilai MARITIM. “Itu diharapkan agar peserta dapat memiliki bekal keagamaan dalam proses mereka belajar dan mengabdi nantinya di desa,” ujar Dosen Sastra Indonesia Unhas ini.
Prof. Dr. AB. Takko Bandung, M.Hum. juga memberikan ceramah pendalaman karakter MARITIM. Pembentukan karakternya dengan Model Perahu Welenrengnge. Perahu yang terbuat dari pohon welenrengnge digunakan Sawerigading dalam kisah panjang pelayaran Sawerigading menuju ke Tanah Cina (Satu Episode I La Galigo).
Hasil kajian menunjukkan bahwa simbol-simbol karakter M A R I T I M yang teramalkan dalam kisah ini, dapat dirujuk dalam pembentukan karakter bangsa khususnya di Perguruan Tinggi. Bagian lambung perahu menyimbolkan riligiusitas sebagai dasar menggerakkan berbagai aktivitas. Aktivitas setiap manusia seyogianya didasari pengetahuan religiutas yang mendalam, memiliki konsep ketuhanan, mengamalkan agamanya masing-masing. Terbangun kecerdasan spiritual. Riligiutas menjadi identitas. (*/ham)