Sekaitan dengan pernyataan bahwa elevated lebih baik daripada at grade system, perlu pemahaman yang lebih komprehensif mengenai pertimbangan-pertimbangan menyangkut teknis perencanaan. Tidak semudah diputuskan dalam sebuah pertemuan, tidak dalam sekejap, mempertimbangkan berbagai faktor, dan sudah didahului sejumlah data pendukung.
Usulan elevated akan mengubah FS, desain dan perhitungan biaya secara menyeluruh. ImpIikasi lainnya, seperti keselamatan dan keamanan operasional, kerentanan penurunan tumpuan kolom jalur kereta di daerah rentan (rawa), sudut pergerakan kereta api ke stasiun (jika stasiun terletak di dataran bawah) akan memakan lahan yang tidak efisien
biaya perawatan (services) gerbong dan lokomotif, serta lift angkut penumpang/barang.
“Pasokan listrik yang harus konstan dan besar, membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit, dan lain-lain,” sambung Andi Iwan.
Contoh LRT Palembang, jalur KA Light Rail Transport (LRT) yang dibangun bersifat elevated di Palembang. Cost yang dibutuhkan saat memulai hingga operasional saat ini, membutuhkan subsidi yang tinggi dari Pemprov dan bahkan lama-kelamaan dikeluhkan tidak efisien dan pada kenyataannya dianggap tidak profitable.
Terkait pernyataan bahwa at grade system akan lebih banyak kawasan yang terputus ekonominya, adalah pernyataan yang perlu didukung kajian yang lebih matang dan tidak berdasarkan asumsi-asumsi sepihak.
Karena fakta yang ada saat ini, hampir semua pembangunan rel kereta api yang menggunakan system at grade, justru meningkatkan ekonomi antarkawasan karena berpeluang tumbuh lebih cepat.