English English Indonesian Indonesian
oleh

Gara-gara Harga Gas Elpiji Naik Lagi, Pengusaha Kuliner di Maros Mengeluh

FAJAR, MAROS -Elpiji non subsidi kembali mengalami kenaikan. Bahkan saat ini elpiji 12 kilogram naik Rp25 ribu per satuannya. Hal ini pun dikeluhkan pengusaha kuliner di Kelurahan Pettuadae Kecamatan Turikale Kabupaten Maros.

Salah satu owner rumah makan Dapur So’na, Fahmi Amrullah mengeluhkan kenaikan elpiji non subsidi 12 kg. “Kenaikan ini sangat memberatkan kami para pengusaha kuliner. Apalagi ini sudah tiga kali naik,” katanya.

Ironisnya kata dia, kenaikan yang ketiga ini cukup tinggi. Karena naik Rp25 ribu per tabung. Untuk kenaikan harga gas elpiji 12 kg pertama itu terjadi dibulan Februari, dari harga Rp180 ribu ke Rp195 ribu. “Kedua itu bulan April naik jadi Rp198 ribu dan hari ini kenaikannya sangat mencengangkan karena naik menjadi Rp223 ribu atau mengalami kenaikan Rp25 ribu per satuannya,” jelasnya.

Pihaknya pun baru tahu kenaikan elpiji ini pagi tadi dari agen tempatnya membeli gas elpiji 12 kg. “Informasi kenaikan itu kami dapat dari agen tempat kami membeli. Kami saja yang beli diagen harganya sudah Rp223 ribu, bagaimana kalau di toko-toko, pasti lebih tinggi lagi,” katanya.

Fahmi mengaku dalam sehari menggunakan 10 tabung elpiji 12 kg. “Dalam sehari kita menggunakan 10 tabung 12 kg. Jadi tentu sangat memberatkan kami kalau harganya naik” akunya.

Maka dari itu, dia meminta agar kenaikan elpiji non subsidi ini bisa ditunda terlebih dahulu. “Ya kalau bisa ditunda dulu, karena kenaikan ini terjadi secara bersamaan semua dengan kebutuhan pokok. Sehingga sangat memberatkan kami sebagai pengusaha kuliner,” sebutnya.

Dia juga mengatakan pihak pengusaha kuliner juga tentunya akan merasa kesulitan jika harus menaikkan harga makanan yang dijualnya. Namun itu kenaikan harga ini berimbas ke harga penjualan.

“Pasti pembeli juga mengeluh ke kami kalau ada kenaikan harga. Dan tentunya bisa berdampak dengan kurangnya pembeli. Ya jalan satu-satunya dengan mengurangi porsi jualan,” jelasnya.

Tak hanya itu, kata dia, kenaikan elpiji non subsidi ini bisa membuat para pengusaha kuliner beralih ke gas elpiji melon atau 3 kilogram.

“Sejak awal, kami sebagai pengusaha kuliner berkomitmen tidak menggunakan gas elpiji non subsidi. Karena kami patuh dan paham kalau gas elpiji 3 kilogram ini hanya diperuntukkan bagi warga miskin. Tapi jangan sampai ada pengusaha yang berlalih ke elpiji melon hanya karena kenailan elpiji non subsidi ini, ” urainya.

Sementara itu Manager Agen PT Roslia Intan Rahim, Usman mengatakan sebelum terjadi kenaikan elpiji non subsidi, pihaknya sudah menerima surat edaran. “Surat edaran mengenai kenaikan harga elpiji non subsidi ini kita terima 11 Juli lalu,” katanya.

Kenaikannya kata dia, terjadi antara Rp20 ribu sampai Rp25 ribu per satuannya. “Kalau penyebab kenaikannya tidak dijelaskan dan memang tidak ada sosialiasai. Hanya saja disampaikan kalau ada kenaikan harga,” jelasnya.

Dia juga mengatakan kalau kenaikan gas elpiji non subsidi ini sudah terjadi tiga kali. “Sekarang untuk gas elpiji 12 kg itu harganya dari agen itu Rp215 ribu dan dijualkan itu Rp220 ribu. Sementara sebelumnya hanya Rp195 ribu per tabung gas 12 kg,” katanya.

Sementara untuk elpiji non subsidi ukuran 5,5 kg kata dia, naik dsri harga Rp90 ribu naik menjadi Rp110 ribu. “Ini tentunya berpengaruh terhadap pembeli. Pasti mengalami penurunan,” ungkapnya. (rin/*)

News Feed