Pak JK aktif dalam upaya mengakhiri pemberontakan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang berlangsung puluhan tahun (1976-2005). Tidak boleh dilupakan, pemberontakan Aceh itu diselesaikan pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan ditekennya kesepakatan Helsinski pada 15 Agustus 2005.
Setelah berlalu waktu lebih 15 tahun, bangsa kita menampilkan lagi ke mata dunia pemimpin pemberani, Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mata dunia pada hari-hari ini menyaksikan keberanian Pak Jokowi berkereta api menuju wilayah peperangan Ukraina dan Rusia. Dunia menyaksikan perjalanan itu. Dengan tetap pada posisi bebas-aktif, Jokowi disambut dan diterima oleh presiden Ukraina, lalu presiden Rusia.
Yang meragukan, mencemaskan, dan menertawakan misi damai yang dibawa Jokowi, bertukar dengan kekaguman. Perjalanan masuk ke wilayah peperangan mustahil dilakukan oleh pengecut. Pengecut beraninya hanya cerewet, mengeritik, dan nyinyir di medsos. Di sini pula kekesatriaan Jokowi. Kritik yang meremehkan dan ejekan kepadanya, presiden hadapi dengan sikap sabar. Presiden bisa marah kepada menterinya yang bekerja tidak maksimal. Presiden tidak marah kepada yang membencinya. Begitulah seharusnya pemimpin dan pemberani. Presiden Jokowi sedang mengusung Indonesia di tengah dunia yang sedang mengalami berbagai tekanan dan krisis. Presiden kita sedang berjihad. Jihad itu pun dikomunikasikan dengan bahasa Indonesia. Tanpa gelegar, pidato berbahasa Indonesia Jokowi bergema di angkasa bangsa-bangsa!
