English English Indonesian Indonesian
oleh

Anastesi

“Efek ketika saya menggunakan ganja saya merasa rileks. Penderitaan nyeri kronis kategori neuropatik seperti saya ini merasakan rasa nyeri yang intensif. Hampir seluruh tubuh saya, kesadaran, otot setiap saat harus mengantisipasi rasa nyeri setiap saat dengan frekuensi yang tinggi. Ketika saya menggunakan ganja, saya menjadi rileks dan saya menghadapi rasa rileks dengan tenang.” Inilah  yang dialami pasien tersebut yang menderita neuropati kronik.

Alasannya menggunakan ganja dapat mereda rasa sakit yang tidak terkirakan. Di dunia kedokteran penggunaan ganja sebagai obat pereda sakit pada umumnya secara medis  disebut dengan obat anestesi. Sebagai  analgesiki/pereda di mana berfungsi untuk memblokir sensasi maupun rasa sakit pada area tubuh tertentu yang akan dilakukan tindakan atau terapi medis termasuk terapi  palitif bagi penderita kanker.

Ada beberapa obat golongan narkotika yang diizinkan untuk digunakan dalam pelayanan kesehatan, dengan indikasi atau kegunaan sebagai analgesik. Obat golongan narkotika dapat digunakan sebagai pengurang atau penghilang nyeri, karena sifatnya yang berkaitan dengan reseptor opioid yang ada di tubuh. Saat proses pengaitan ini terjadi, maka akan terjadi hambatan pelepasan neurotransmitter.

Sebagaiman diketahui, neurotransmitter berperan dalam menyampaikan pesan kepada otak bahwa ada nyeri yang terjadi di dalam tubuh. Otak pun akan mengolah pesan dan memberikan persepsi kepada kita bahwa nyeri sedang terjadi maka timbullah rasa sakit. Jika neurotransmitter ini dihambat, otomatis pesan tersebut tidak akan sampai, sehingga kita tidak merasa bahwa kita sedang mengalami nyeri. Tidak  dipungkiri bahwa opiat atau narkotika adalah anugerah dari Tuhan  untuk penanganan nyeri sedang dan berat. Bisa dibayangkan bagaimana sakitnya tubuh saat diiris pisau bedah dan kita dalam keadaan sadar. Saya kira tidak ada orang mau dioperasi laparatomi (perutnya dibedah) tidak diberi obat anastesi.

News Feed