FAJAR, MAKASSAR-Sinyal terbentuknya koalisi poros ketiga PKS, Nasdem, dan Demokrat bakal terbentuk. Jika terwujud, poros ini akan menjadi kekuatan pembanding.
Peluang ini bisa terbuka lebar, setelah Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu dan bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu, 22 Juni. Usai pertemuan ini dikabarkan giliran Demokrat akan kembali mengadakan pertemuan dengan Nasdem.
Jika koalisi terwujud, maka akan menjadi koalisi ketiga setelah sebelumnya Golkar, PAN, dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Begitu pun dengan poros Gerindra-PKB yang mengarah pada Koalisi kebangkitan Indonesia Raya.
Poros ini PKS, Nasdem, dan Demokrat dinilai menjadi penyeimbang dari koalisi yang sudah terbentuk sebelumnya. Artinya, pemilih akan punya banyak opsi untuk memilih.
“Tapi kelanjutannya, tergantung komunikasi politik ketiganya. Khususnya siapa capres dan cawapres,” kata pengamat politik Unhas, Andi Ali Armunanto.
Ali mengatakan, koalisi ketiga partai ini bukan hal yang tidak mungkin. Apalagi, belakangan ini memang berkembang bahwa PKS, Demokrat, dan Nasdem akan membentuk poros. Sejarahnya, ketiganya memang punya sejarah koalisi.
“PKS dan Demokrat punya sejarah kedekatan pada Pilkada Jakarta. Termasuk juga menjadi sponsor 212,” katanya.
Apalagi kondisi sekarang, Nasdem sedang mencalonkan salah satu jagoan PKS yakni, Anies Baswedan. Hal ini akan menjadi jembatan komunikasi bagi keduanya.
“Yang akan menjadi kendala adalah siapa yang akan kosong satu. PKS tidak punya figur, tapi Demokrat ada AHY dan sampai saat ini. AHY juga masih memantapkan diri untuk kosong satu,” kata Ali.