Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki tanah yang subur, tongkat dan kayu pun bisa tumbuh menghasilkan sandang, pangan, dan papan. Tetapi, ternyata rakyat Indonesia masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hingga kuartal I tahun 2021 menunjukkan sebanyak 27,54 juta penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Tolok ukur penduduk miskin karena pendapatannya Rp472.525 per kapita per bulan.
Kemiskinan rakyat itu nyata dan kongkret? Kita bisa lihat dari angka-angka kemiskinan, misalnya dari jumlah orang menganggur. Bahkan kita bisa melihat sosok kemiskinan tampak dari anak-anak muda yang menganggur, hanya mengamen, menjadi Pak Ogah.
Berita kriminalitas yang bertambah banyak dan pelakunya bertambah nekat tentu dipengaruhi oleh perikehidupan yang semakin sulit. Gerakan kenaikan harga kebutuhan pokok sehari-hari, akibat kenaikan itu berantai pada angkutan, pada keperluhan hidup sehari-hari. Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) PEN disebut mampu menahan kenaikan tingkat kemiskinan dengan menjaga tingkat konsumsi kelompok miskin.
Kenaikan harga memang sangat memberatkan bagi penerima penghasilan tetap. Selanjutnya semakin beratlah beban masyarakat pengusaha. Pada bulan Muharram menjelang Hari Raya Iduladha, upacara kurban merupakan saat tepat melakukan refleksi diri, untuk berpikir bersama melakukan langkah-langkah konstruktif dan jitu guna memerangi kemiskinan dengan cara membantu orang miskin disekeliling kita.