English English Indonesian Indonesian
oleh

Kurban

Firman Allah yang menegaskan tentang perintah kurban adalah yang artinya: “telah kami tebarkan nikmat yang banyak kepadamu, maka dirikanlah sholat dan berqurbanlah” ( QS. 108 : 1 – 2 ). Tradisi perintah berkurban, bermula pada zaman Nabi Ibrahim yang diperintah Tuhan untuk menyembelih Ismail, putra kesayangannya.

Kurban yang kita lakukan, janganlah hanya sampai pada saat membagi-bagi potongan daging, tetapi haruslah berdampak sosial dan menumbuhkan keberagaman sejati pada orang yang melaksanakan.

Hal itu sesuai dengan pesan Islam yang sering disitir Dai, “Anda hanya dapat dekat Allah , bila Anda mendekati saudara-saudara Anda yang kekurangan”.

Jadi, kurban yang benar dapat menumbuhkan sikap dan nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga individu dan kelompok sosial terjamin hak-haknya sebagai manusia yang merdeka dan bermartabat. Bila dilacak dan dipikirkan secara mendalam, sebenarnya kurban itu sendiri mempunyai manfaat untuk ber-taqarrub (mendekatkan) diri kepada Allah dan kepada manusia sekaligus.

Bila kita berani berkurban dengan mengurbankan ego, kepentingan, harta benda, perhatian kita, dan urusan- urusan lain demi solidaritas mengentaskan krisis yang telah lama menimpa kita semua.

Seperti kata penyair dan sufi besar Islam Jalaluddin Rumi : “Janganlah kau taruh harapanmu pada manusia, kau akan kecewa. Taruhlah harapanmu pada Allah, agar kau terselamatkan”. Jadi mari kita peduli dengan kemiskinan Indonesia yang terpampang di seluruh media di mana-mana. Bahkan keadaan yang dulu kita dengar, tentang kemiskinan di negara-negara Afrika, ternyata juga bisa menimpa kita, bangsa Indonesia. Kini, siapkah kita menjadikan kemiskinan sebagai musuh dan tantangan bersama? (*)

News Feed