Mulai dari ulah geng motor, perang kelompok, dan pembegalan yang tak mengenal tempat walaupun korbannya warga yang tinggal di dekat kejadian.
“Kita pastinya takut kalau Makassar kembali tidak aman seperti tahun di mana sering terjadi aksi pembegalan hingga masa geng motor. Apalagi, lebih sadis sekarang, pakai busur,” ujarnya, dilansir koran FAJAR, Selasa, 10 Mei 2022.
Fikri pun pernah menjadi korban begal saat dirinya masih berstatus mahasiswa pada 2015. Ponsel dan dompet miliknya dirampas tanpa bisa melakukan apa-apa. Padahal peristiwa itu terjadi dekat kediamannya sendiri.
Pakar Hukum dan Kriminolog Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Heri Tahir menilai seharusnya tindakan kriminalitas yang memiliki jejak rekam mestinya kawal pihak berwajib meski skala kejatahannya terbilang rendah.
Ia pun menegaskan fungsi pengawasan kamera CCTV bukan hanya mendeteksi dan merekam kejahatan melainkan alat bukti menangkap guna pelaku.
“Kalau tidak ada efek jera pelaku, kejahatan-kejahatan begini akan mudah kembali terulang. CCTV yang merekam tanpa adanya langkah sama saja sebagai hiasan tak berguna,” ungkap Guru Besar UNM ini.
Respons Polisi
Kasi Humas Polrestabes Makassar AKP Lando KS memastikan patroli tindakan kriminal jalanan khususnya malam hari terus berlanjut tak hanya di momen tertentu saja.
“Titik rawan yang sering terjadi kejahatan akan terus kita pantau. Misalnya, di wilayah Tanjung Bunga. Dibantu polsek setempat. Sama halnya dengan titik rawan kejahatan lainnya,” ujarnya.
Dantim 1 Unit Patroli Reaksi Cepat (UPRC) Thunder Presisi Direktorat Samapta Polda Sulsel, Aiptu Syamsul Rijal mengaku saat ini pihaknya tengah merangkum titik rawan kejahatan jalanan (begal) hingga langganan aksi tawuran kelompok.