MAKASSAR, FAJAR-Pak Ogah tak kunjung tertangani. Razia tak memberi efek jera.
Usai dijaring, mereka kembali turun ke jalan. Ini mengindikasikan tak efektifnya penertiban yang dilakukan pemerintah saat ini.
Pantauan FAJAR di Jalan Sultan Alauddin, beberapa Pak Ogah yang berkepala plontos –menandakan mereka sebelumnya sudah ditindaki– masih beraksi di simpang kapsul alias U-Turn.
Kondisi yang sama juga ditemukan di Jalan Urip Sumoharjo. Mereka masih ramai menunggu kendaraan yang hendak berbelok.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sulsel Mujiono mengakui kesulitan untuk memberantas Pak Ogah. Meski penertiban kata dia sudah menjadi agenda rutin.
Bahkan, pihaknya sudah dua kali turun pada Ramadan ini, namun tak kunjung membawa hasil sesuai yang diharapkan.
“Kita sisir, tertibkan, turun lagi,” ujar Mujiono, kepada FAJAR, Selasa, 12 April.
Menurutnya masalah utama pada penertiban Pak Ogah ada pada hilir yang merupakan tugas dari dinas sosial. Pihaknya kewalahan, sebab Pak Ogah yang terjaring semestinya dibina sebelum dilepaskan.
“Pembinaan ini maaf, sebenarnya ada di dinsos. Apalagi, kita sudah berikan penertiban, kita sudah berikan edukasi, kita ajar mereka untuk syahadat,” sindir dia.
Kepolisian, bahkan TNI yang kerap ditugaskan sebagai tim terpadu juga enggan menampung mereka. Satpol PP pun sulit menahan mereka lebih lama, sebab jika ditahan butuh anggaran untuk memberi mereka makan.
“Jadi memang benar, bukan berkurang malah bertambah-ki jumlahnya. Kita juga banyak tugas, Dek, apalagi ada demo kemarin, kita konsentrasi ke situ. Jadi tetap kita tindaki, tapi itulah, kompleks-ki,” ujarnya.