Dari awalnya ikut berjualan dengan orang, Asan yang rajin menabung bisa punya modal untuk membuka lapak jualan ikan sendiri.
Kini, Asan memiliki dua lapak berjualan ikan.Lapak yang satu dijaga oleh iparnya. Meskipun hanya memiliki dua lapak berukuran dua meter, tetapi Pak Asan bisa memasok ikan segar ke sejumlah perusahaan, restoran hingga hotel berbintang. “Saya punya nelayan juga yang bisa memberikan stok ikan berlimpah,” jelasnya.
Asan juga mengaku tidak menyetorkan uang tabungan ke rekening tabungannya di bank. “Saya menabung tidak setiap hari, sudah banyak baru saya pindahkan ke rekening,” terangnya.
Ternyata, dari hasil usahanya berjualan ikan, Asan memiliki harta cukup banyak. Selain uang miliaran rupiah yang dicuri pegawai bank BUMN, dia punya sejumlah aset lain.
Menurut Asan, dari hasil berjualan ikan itu dia kini punya empat unit rumah, 1 unit mobil, dan 6 unit motor. Walakin, Asan memilih tetap hidup sederhana. Pergi ke mana-mana lebih suka pakai sepeda motor.
“Mobil Toyota Rush saya beli 2016 lalu, dipakai kalau keluar kota saja. Anak cuma pakai motor, makanya jumlahnya enam. Untuk empat anak, saya dan istri,” bebernya.
Dia juga mengaku uang yang ditabung itu untuk modal bagi anak-anaknya agar bisa sekolah lebih tinggi. Pak Asan juga ingin anaknya bisa jadi polisi. “Orang sukses, perlu biaya untuk sekolahnya ke jenjang lebih tinggi. Selebihnya dinikmati. Saya sama istri juga sudah pergi haji,” tuturnya.
Asan menyampaikan hal itu untuk menjawab rasa penasaran banyak orang tentang sumber penghasilannya sehingga bisa punya uang tabungan dalam jumlah miliaran rupiah. “Saya menabung dari muda, kalau dilihat sekarang tanpa proses, ya, banyak jumlahnya, tetapi belasan tahun, loh, saya tabung. Banyak yang dikorbankan,” ujar Asan.