Kendati demikian, Rakhmat yang juga Sub Koordinator Rawat Jalan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS) ini tak menampik masih adanya ketimpangan kesejahteraan bagi perawat. Ia pun mengakui masih banyak hal yang perlu pihaknya perjuangkan untuk mendapatkan hak-hak perawat sendiri. Perlunya perjuagan kesejahteraan itu lantaran SDM perawatan pun lumayan banyak.
Perlahan, beberapa regulasi sudah lahir dari perjuangan tersebut. Salah satunya menyertakan lulusan Profesi Ners yang terangkat menjadi pegawai ASN kini setara dengan golongan tenaga farmasi hingga dokter.
“Sebelumnya kan tidak lantas begitu. Namun hasil perjuangan itu, tentu sangat menggembirakan bagi kita. Dari sisi tunjangan pun akan terus kita dorong. Bahkan saat ini perawat sudah bisa membuka praktik mandiri seperti halnya dokter,” syukurnya.
Rakhmat menuturkan, dalam sistem data sekiranya ada 40 ribu tenaga perawat di Sulsel. Akan tetapi, masih terdapat perawat belum masuk dalam sistem. Apabila ditotalkan kurang lebih sebanyak 80 ribu perawat di Sulsel.
Sementara, Ketua Yayasan Perawat Sulsel, Saenab Dasong berharap, para perawat baik yang terhimpun dalam PPNI Sulsel maupun mereka belum sempat, kiranya terus mendorong pertumbuhan kesehatan bagi masyarakat. “Kita berharap perawat bersama rakyat terus menuju bangsa yang sehat khususnya segera terhindar dari wabah Covid-19. Perjuagan menuju itu masih perlu kita lakukan. Sinergitas bersama sangat diperlukan,” jelasnya. (muh/ham)