English English Indonesian Indonesian
oleh

Travel Bubble: Peluang dan Tantangan

Oleh: Adhityo Nugraha Barsei

Peneliti pada Organisasi Riset TKP-KM Badan Riset dan Inovasi Nasional

Pandemi Covid-19 memberikan dampak terhadap segala aspek kehidupan. Pariwisata adalah salah satu sektor paling terdampak akibat kebijakan pembatasan perjalanan domestik dan internasional.

Menurut UNWTO, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada 2020 turun sebesar 60-80 persen, sehingga pelaku pariwisata seperti maskapai penerbangan, tour and travel, dan pengelola resort dan hotel tidak sedikit yang gulung tikar.

Setelah meredanya gelombang I Covid-19, beberapa negara mulai memikirkan bagaimana memulihkan perekonomiannya, sektor pariwisata adalah salah satunya. Pada Mei 2020, Australia – Selandia Baru untuk pertama kalinya menerapkan kebijakan koridor perjalanan atau dikenal ‘Travel Bubble’ dengan program ‘Trans-Tasman Bubble’.

Kemudian diikuti Taiwan bekerjasama dengan Republik Palau juga menyepakati kebijakan Travel Bubble dalam rangka memulihkan kondisi pariwisatanya. Hal ini dilatarbelakangi oleh mulai terkendalinya kasus Covid-19 di kedua negara tersebut. Di kawasan Asia Tenggara, Malaysia terlebih dahulu menerapkan ini melalui Travel Bubble untuk destinasi Pulau Langkawi tanpa perlu karantina terlebih dahulu.

Menurut Forbes, Travel Bubble adalah ketika dua negara atau lebih yang berhasil mengontrol kasus Covid-19 sepakat untuk menciptakan koridor perjalanan dengan menerapkan protokol kesehatan. Kebijakan ini memberikan kemudahan bagi kelompok perjalanan internasional maupun domestik untuk bebas beraktivitas tanpa perlu adanya karantina mandiri terlebih dahulu.

News Feed