FAJAR, SENGKANG- Kabupaten Wajo memiliki integrated farming atau pertanian terpadu. Lokasinya berada di Kelurahan Macanang Kecamatan Majauleng.
Pada Senin, 7 Februari, Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan penanaman benih dan panen jagung bersama Bupati Wajo Amran Mahmud di lokasi tersebut.
Bupati Wajo Amran Mahmud menyampaikan , integrated farming ini memiliki potensi 400 ha. Sekarang terdapat berbagai pertanaman dan dapat dikembangkan berbagai jenis komoditi baik, tanaman pangan, holtikultura, peternakan dan perkebunan.
“Diatas lahan 400 ha ini. Ada 41 ha tanaman jagung siap panen, 73 ha sudah tertanam, 30 ha cabe, 40 ha pisang, 15 ha mangga, 250 ekor sapi, 70.000 ekor ternak ayam potong dan 20 titik embung,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Wajo, produksi jagung di Wajo cukup baik. Ada penurunan hasil produksi. Tahun 2020 seberat 113.428 ton, kemudian turun 113.108 ton tahun 2021.
“Makanya kita harapkan adanya pertanian terpadu ini. Semua komoditi hasilnya bisa meningkatkan lagi,” terangnya.
Sementara, Kepala DPKP Wajo, Muhammad Ashar menjelaskan, luas baku sawah di Wajo 101.662 ha. Terdiri 31.232 ha sawah irigasi, 66.156 ha tadah hujan, dan 4.274 ha sawah rawa. Sedangkan pertanian bukan sawah seluas 119.886,20 ha.
“Tahun 2021, kita mendapatkan musibah banjir sebanyak 3 kali. Kondisi ini menyebabkan gagal panen atau puso seluas 18.857 ha,” tuturnya.
Namun, lanjutnya, musibah itu tidak mempengaruhi produksi gabah. Bahkan produksi Gabah Kering Panen (GKP) tahun 2021 lebih meningkatkan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2020 seberat 723.623 ton, kemudian naik menjadi 778.832 ton tahun 2021.