English English Indonesian Indonesian
oleh

Cerita Mahasiswa Al-Azhar yang Rela Tak Ujian demi Menjadi Petugas Haji

FAJAR, MADINAH-Menjadi petugas haji membutuhkan pengorbanan besar dan keikhlasan yang tinggi. Seperti yang dialami Sopadi Putra, mahasiswa Al-Azhar Mesir, yang rela tidak ujian dan harus mengulang selama satu tahun demi menjadi petugas haji.

Sopadi bergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sebagai Tenaga Pendukung (Tepung). Dia masuk dalam Tusi (Tugas dan Fungsi) Transportasi, Daerah Kerja (Daker) Bandara.

Dengan menjadi petugas haji, dia harus meninggalkan kuliah dan ujian yang digelar kampus. “Iya meninggalkan kuliah. Kebetulan bulan ini (ada ujian) semester akhir,” ucapnya.

Sopadi sudah mengajukan izin untuk tidak kuliah dan ujian melalui KBRI di Mesir. Izinnya sudah ada, tapi tetap dia harus mengulang kuliah. “Kami izin tidak bisa ujian, tapi tetap tinggal setahun,” imbuhnya.

Dia menerangkan, sistem semester di Al-Azhar Mesir berbeda dengan di Indonesia. Di Mesir, satu semester hitungannya satu tahun. Jika tertinggal ujian semester, maka harus mengulang satu tahun. Di Al-Azhar Mesir juga tidak ada ujian susulan layaknya di Indonesia. “Harus mengulang satu tahun. Ada delapan mata kuliah (tidak bisa ujian). Tidak bisa ujian khusus, tidak ada,” terangnya.

Meski begitu, dia tetap senang bisa menjadi petugas haji. Apalagi, kesempatan menjadi petugas haji bagi mahasiswa Indonesia di Mesir hanya satu kali. Dia bersyukur, orang tua di Indonesia juga mendukung. “Sudah konfirmasi sama orang tua. Insya Allah baiklah, persetujuan dari orang tua,” ucapnya.

Sopadi menambahkan, mahasiswa Al-Azhar Mesir sangat antusias saat ada seleksi petugas haji di KBRI. Mahasiswa yang ikut tes mencapai sebelas ribu orang. Dari jumlah itu, hanya 78 orang yang terpilih. “Alhamdulillah, di tahun terakhir (saya kuliah) Allah memberikan kesempatan untuk beribadah,” ucapnya.

Mengenai kerja sebagai petugas haji, Sopadi mengaku sebenarnya berat dan bikin capek. Seorang petugas haji harus sigap menolong semua jemaah yang membutuhkan bantuan. Misalnya mendorong kursi roda sampai menggendong. Tapi, karena menolong tamu Allah, rasa lelah itu hilang. “Kita ikhlas, kita ridha. Insya Allah, Allah akan membalas kebaikan kita,” tutupnya. (er-mch/*)

News Feed