FAJAR, MAKASSAR — Sekretaris Diskominfo SP Sulsel Sultan Rakib menjadi pemateri pada acara pelatihan jurnlistik oleh Organisasi Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulsel, akhir pekan lalu.
Dalam pemaparannya, Sultan Rakib menyampaikan bahwa transformasi digital saat ini memaksa media mainstream hatus bekerja maksimal agar tidak tergeser dengan fungsi sosial media di tengah masyarakat.
“Karena terus terang, media mainstream menjadi satu-satunya media yang verifikasinya valid karena memegang teguh prinsip etika jurnalistik, beda dengan media sosial,” ujar Sultan Rakib, Senin, 11 Agustus.
Hanya saja, tak bisa dipungkiri, kehadiran media sosial saat ini menjadi pemicu fenomena post truth atau pasca kebenaran.
Post truth adalah sebuah situasi atau kondisi di mana fakta objektif memiliki pengaruh yang lebih kecil dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi. Istilah ini populer pada tahun 2016, ketika Oxford Dictionaries menetapkannya sebagai “Word of the Year”.
“Tak sedikit fakta media besar kalah dengan hoaks yang beredar karena masyarakat memiliki keyakinan yang melewati fakta yang ada,” ujar Sultan.
Dalam kesempatan tersebut, Sultan menampaikan apresiasinya terhadap acara pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan oleh IWO Sulsel.
“Ini namanya pengembangan kapasitas wartawan. Ini penting, karena jurnalislah yang berada di garda terdepan dalam memberitakan. Sehingga dengan kapasitas yang dimiliki membuat kemasan berita lebih mencerdaskan masyarakat. Bukan berita hoaks yang menyesatkan,” tutup Sultab Rakib. (*)