English English Indonesian Indonesian
oleh

Ekspedisi Uang Layak Edar 3T di Seko: Negeri Padi yang Tahan 9 Tahun

Plt Camat Seko, Joni Pasulle, menyambut dengan senyum yang hangat tapi mata yang penuh kebanggaan. Padi yang mereka simpan bisa bertahan lima sampai sembilan tahun. “Tidak ada pupuk kimia, tidak ada pestisida semua organik. Cara menyimpannya pun diwariskan dari nenek moyang,” kata Joni Pasulle dengan senyum tipis di wajahnya.

Rahasia itu berdiri di setiap halaman rumah, talukung, lumbung padi unik yang menjulang setinggi orang dewasa. Bukan sekadar gudang, tapi simbol kehidupan. Dibuat dari batang pohon Banga nama ilmiahnya Pigafetta elata  atau Salihua dalam bahasa Seko.

“Kulitnya halus, dindingnya tebal, tahan puluhan tahun. Di hutan sekitar kampung, salihua tumbuh gagah; tunas mudanya bahkan jadi sayur wajib di pesta panen,” ucapnya.

Ketahanan pangan di Seko bukan cuma soal padi. Mereka memelihara sapi, kerbau, ayam; menanam sayur-mayur di kebun sendiri. Pasokan dari luar bukan keharusanbahkan bisa dibilang jarang sekali. “Kalau pun tidak menanam lagi lima tahun, mereka tetap aman untuk beras,” tegas Joni.

Di dunia luar, ketahanan pangan sering jadi jargon rapat atau program pemerintah. Di Seko, ia nyata. Disimpan di talukung salihua, dijaga dalam diam, dibagi dengan bijak. Sebuah pelajaran bahwa swasembada sejati tidak lahir dari gudang modern atau pabrik pupuk, tapi dari tradisi yang dirawat dengan cinta dan disiplin.

Antara lahan sawah dan perkebunan di Seko tidak tumpang tindih. Lahan sawah hanya itu padi. Kalau lahan perkenunan untuk sayur dan kopi, serta kakao juga dipisah.

News Feed