FAJAR, BULUKUMBA — Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pencegahan stunting di Bulukumba justru menuai pertanyaan dari sebagian penerima. Bukan soal jadwal atau jumlah bantuan, melainkan isi menu yang diberikan.
Salah satu orang tua penerima, Ana Althafunnisaa Hamid, menyuarakan kegelisahannya melalui media sosial. Ia mempertanyakan apakah menu mie instan, telur, dan buah yang dibagikan benar-benar selaras dengan tujuan PMT.
“Apakah mie termasuk makanan bergizi? Apakah mie bisa mencegah stunting?” tulisnya di status Facebook.
Keluhan Ana mendapat perhatian dari publik. Aktivis senior Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bulukumba, Ferdi Ansar, menilai menu tersebut tidak mencerminkan semangat program. Menurutnya, stunting adalah masalah gizi kronis yang membutuhkan intervensi serius.
“Kita menyayangkan ini. Masa menu PMT mie instan? Harusnya yang diutamakan nasi putih, karena tanpa pengawet,” ujar Ferdi saat ditemui di Bulukumba, Senin 11 Agustus 2025.
Ferdi menambahkan, PMT seharusnya menyediakan bahan pangan dengan gizi lengkap, mencakup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Ia khawatir, jika menu yang diberikan hanya mengandalkan mie instan, manfaat program tidak akan optimal.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa mie instan bukanlah masalah selama disajikan sebagai bagian dari menu yang seimbang.
“Yang salah itu kalau hanya mie instan saja tanpa tambahan menu lain. Mie terbuat dari tepung terigu yang merupakan sumber karbohidrat sebagai energi. Bumbunya juga mengandung mineral,” jelasnya saat dihubungi Harian Fajar melalui WhatsApp.