English English Indonesian Indonesian
oleh

Hope Reef, Harapan dari Pulau Bontosua yang Perlu Dijaga Serius oleh Pemerintah Daerah

FAJAR, PANGKEP — Dari balik tenangnya gugusan Spermonde, Pulau Bontosua di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, menyimpan kisah kebangkitan laut Indonesia. Pulau kecil yang dulunya rusak akibat eksploitasi kini menjelma menjadi ikon restorasi global melalui proyek Hope Reef, inisiatif rehabilitasi terumbu karang berskala besar yang digagas Mars Symbioscience Indonesia.

Lebih dari 60.000 struktur reef star telah ditanam, mengerek tutupan karang dari hanya 5% menjadi lebih dari 70%. Dalam empat tahun, kehidupan laut kembali: keanekaragaman ikan meningkat 64%, populasi melonjak 260%, dan kawasan yang dulu gersang kini subur kembali.

Hope Reef—yang berarti Karang Harapan—bukan sekadar model ekologi. Pulau Bontosua kini menjadi destinasi belajar bagi peneliti, pelajar, dan mahasiswa internasional yang ingin melihat langsung praktik pemulihan laut berbasis masyarakat.

Namun, di balik capaian tersebut, ancaman justru datang dari dalam negeri sendiri.

Regulasi Ada, Pengawasan Longgar

Dukungan lintas kewenangan sudah terbentuk. Pemkab Pangkep menetapkan zona perlindungan laut, sementara DPRD Sulsel tengah memfinalisasi Perda Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat. Sayangnya, seperti banyak kebijakan lain, persoalan terletak pada implementasi.

“Regulasi sering tumpang tindih, pengawasan di laut masih minim. Padahal satu bom ikan bisa menghancurkan struktur karang yang dibangun bertahun-tahun,” ujar Andi Januar Jaury Dharwis, praktisi bahari yang memantau proyek ini sejak awal.

News Feed