FAJAR, MAKASSAR — Semangat menekan angka stunting tak mengenal batas wilayah. Wakil Bupati Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, H. Ahmad Jayadikarta, melakukan kunjungan langsung ke Makassar untuk bertemu Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, serta manajemen Hotel Claro.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas strategi kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengatasi persoalan stunting.
Kunjungan ini berawal dari ketertarikan Ahmad Jayadikarta setelah membaca pemberitaan media mengenai keberhasilan kerja sama CSR yang dijalankan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) bersama Pemkot Makassar. Tanpa menunda waktu, ia menyempatkan diri menemui Anggiat Sinaga di Hotel Claro untuk berdiskusi langsung.
Pertemuan dengan General Manager Hotel Claro Makassar itu menyoroti salah satu program CSR yang bekerja sama dengan Pemkot Makassar, yakni Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak stunting di kota tersebut. Wabup Pulang Pisau mengaku sangat terkesan dengan program tersebut, karena dinilai mampu memberikan dampak nyata bagi kesehatan generasi muda.
Pertemuan berlangsung hangat. Ahmad Jayadikarta ingin mempelajari pola kemitraan yang telah terbukti efektif di Makassar sekaligus menggali peluang penerapan konsep serupa di daerahnya. Menurutnya, model kerja sama ini bisa menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain yang ingin melibatkan sektor swasta dalam program sosial.
Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, menyambut baik langkah proaktif tersebut.
“Yang berkunjung ini ingin melihat bagaimana budaya para pelaku usaha membantu pemerintah mengurangi stunting. Kami banyak bercerita, dan beliau sangat mengapresiasi,” ujarnya.
Anggiat menegaskan bahwa penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah. Peran serta dunia usaha menjadi bagian penting dari gerakan bersama ini.
“Harapan kita, semoga di Kabupaten Pulang Pisau juga banyak pihak swasta yang tergerak hatinya untuk berbagi, karena ini bagian dari amal ibadah dan panggilan untuk melakukan yang terbaik,” ucapnya.
Ia juga menekankan bahwa kebaikan tidak dimonopoli oleh pemerintah.
“Hal-hal terbaik tidak hanya milik pemerintah. Semua orang bisa melakukannya. Semoga angka stunting di Pulang Pisau terus berkurang seperti yang kita harapkan,” tuturnya.
Ahmad Jayadikarta mengaku terinspirasi melihat sinergi yang terbangun di Makassar. Menurutnya, kolaborasi seperti ini membuktikan bahwa ketika semua pihak bersatu, hasilnya dapat langsung dirasakan masyarakat.
Pertemuan ini bukan sekadar ajang tukar pikiran, tetapi juga menjadi jembatan harapan bagi terwujudnya program CSR yang lebih luas di Pulang Pisau. Dukungan moral dan pengetahuan yang diperoleh diharapkan menjadi bekal untuk menggerakkan sektor swasta di daerahnya.
“Bravo untuk Pak Wakil Bupati. Saya bangga Bapak mau terlibat, mau mendengar, mau melihat, dan mau menggerakkan swasta untuk ikut serta dalam program stunting di Kabupaten Pulang Pisau. Selamat!” pungkas Anggiat.
Kunjungan ini menjadi pengingat bahwa upaya mengentaskan stunting memerlukan komitmen, keberanian untuk belajar, dan kemauan untuk berbagi. Di tangan para pemimpin yang mau bergerak, perubahan bukan hanya mimpi, melainkan kenyataan yang menyehatkan generasi penerus bangsa. (wis/*)